Sabtu, 06 Juni 2015

SIKLUS ESTRUS




LAPORAN RESMI PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN

I.                   Judul : SIKLUS ESTRUS
II.                Tujuan:
1.    Membedakan sel-sel hasil apusan vagina
2.    Menentukan tahapan siklus estrus yang sedang dialami hewan betina dewasa (mencit)
III.             Alat/Bahan :
1.    Mikroskop
2.    Cutton bud, objek glass
3.    Mencit (Mus musculus)
4.    Pewarna metilen blue
IV.             Data Pengamatan :
Gambar Hasil Pengamatan
Tahapan Siklus Estrus
Keterangan
Kelompok 1
Description: D:\foto editan\tambahan\P_20150415_153843.jpg
Proestrus

Kelompok 2
Proestrus

Kelompok 3
Description: C:\Users\Bintang\Documents\IMG20150415154738.jpg
Estrus

Kelompok 4
Description: D:\foto editan\tambahan\P_20150408_164154.jpg
Estrus hari ketiga

Kelompok 5
Description: D:\foto editan\tambahan\P_20150408_164104.jpg
Metestrus

Kelompok 6
Description: https://z-1-scontent-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-xap1/v/t1.0-9/11159511_909248679119303_8841427816978815729_n.jpg?oh=eb2be19c13604c34284492705c11776d&oe=55D7BAA5
Proestrus

Kelompok 7
Proestrus

Kelompok 8
Description: C:\Users\bernitarini\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG-20150419-WA0001.jpg
Proestrus

Kelompok 9
Description: C:\Users\bernitarini\Downloads\11121155_893994757305384_847477598_n.jpg
Proestrus

Kelompok 10
Description: F:\foto dokumentasi\20150415_160622.jpg
Proestrus


V.                Pembahasan :
Praktikum dengan judul “Siklus Estrus” ini bertujuan untuk membedakan sel-sel hasil apusan vagina, dan menentukan tahapan siklus estrus yang sedang dialami hewan betina dewasa (mencit).
Prinsip kerja pada praktikum ini adalah pertama-tama mengambil mencit, kemudian membasahi vagina mencit tersebut menggunakan air, setelah itu usap bagian vagina mencit menggunakan cutton bud dan mengoleskan hasil usapan tersebut ke object glass, selanjutnya melakukan pengamatan terhadap hasil usapan tadi menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu.
Fertilisasi internal memerlukan perilaku kooperatif, yanag mengarah ke kopulasi. Pada beberapa kasus, perilaku seksual yang tidak karakteristik (sesuai karakter atau ciri) dihilangkan oleh seleksi alam secara langsung, sebagai contoh, laba-laba betina akan memakan jantan jika sinyal-sinyal reproduksi spesifik tidak diikuti selama perkawinan. Fertilisasi internal juga memerlukan system roproduksi yang canggih, termasuk organ kopulasi yang mengirimkan sperma dan reseptakel atau  penyangga untuk penimpanannya dan pengangkutannya menuju telur yang matang (Campbell dkk., 2003).
Secara normal pertumbuhan dan pembuahan alat reproduksi merupakan suatu  proses yang bertahap dan memerlukan beberapa waktu postnatal sebelum terlihat tanda-tanda birahi pada individu baru. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh hewan  penting artinya untuk perkembangan fungsi kelamin pada hewan jantan maupun  betina. Estrus terjadi pada hewan betina tidak hamil menurut siklusritmik yang khas. Interval antara timbulnya suatu periode birahi ke permulaan birahi berikutnya dikenal  dengan suatu siklus birahi. Interval-interval ini disertai oleh suatu seri perubahan- perubahan fisiologik di dalam saluran kelamin betina (Toelihere, 1985).
Mencit yang akan diamati siklus estrusnya melalui pembuatan preparat apus vagina adalah mencit yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Vaginal smear menggunakan daerah vagina sebagai daerah identifikasi. Mukosa vagina diambil untuk bahan identifikasi. Sel epitel dan leukosit terdapat dalam mukosa vagina. Identifikasi bentuk sel epitel dan leukosit dapat menunjukkan fase dalam siklus estrus (Storer, 1961).
Siklus estrus merupakan jarak antara estrus yang satu sampai pada estrus yang  berikutnya. Setiap hewan mempunyai siklus estrus yang berbeda-beda, ada golongan hewan monoestrus (estrus sekali dalam satu tahun), golongan hewan poliestrus (estrus  beberapa kali dalam satu tahun), dan golongan hewan poliestrus bermusim (estrus hanya selama musim tertentu dalam setahun). Daur atau siklus estrus terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Fase estrus berbeda dengan siklus estrus. Fase estrus merupakan fase dimana telur diovulasikan dari ovarium ke saluran telur. Fase ini menandakan bahwa individu betina telah masak kelamin. Fase estrus setiap spesies berbeda-beda dan dapat diamati dengan metode vaginal smear, tetapi tidak dapat diamati jika hewan betina tersebut belum masak kelamin dan sedang hamil. (Hafez, 1968).
Estrus adalah fase terpenting dalam siklus birahi, karena dalam fase ini hewan  betina memperlihatkan gejala yang khusus untuk tiap-tiap jenis hewan dan dalam fase ini pula hewan betina mau menerima pejantan untuk kopulasi, ciri khas dari estrus adalah terjadinya kopulasi, jika hewan menolak kopulasi, meskipun tanda-tanda estrusnya sangat terlihat jelas, maka penolakan tersebut memberi pertanda bahwa hewan betina masih dalam fase estrus yang telah terlewat. Tanda lain dari fase estrus untuk tiap jenis ternak berlainan, tetapi pada umumnya mereka memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali, menghampiri  pejantan dan tidak lari jika pejantanmendekati (Partodiharjo, 1992).
Rintafiani (2014 : 2-3) menyatakan  bahwa Estrus berasal dari bahasa latin “oestrus” yang berarti “kegilaan” atau “gairah” dimana pada fase ini merupakan satu-satunya waktu dimana terjadi perubahan pada vegina yang memungkinkan terjadinya perkawinan. Pengaruh musim dan iklim juga lebih kuat terhadap siklus estrus. Estrus kadang-kadang disebut “heat” (panas) karena pada saat tersebut, suhu tubuh betina meningkat. Panjang dan frekuensi siklus reproduksi pada masing-masing organisme berbeda-beda. Pada tikus, siklus estrus berlangsung selama 5 hari . Tipe siklus birahi pada mencit (Mus musculus) adalah poliestrus, dimana dalam setahun terjadi lebih dari dua kali masa birahi.Siklus hewan ini berulang secara periodik dengan selang wktu 4 – 5 hari. Siklus estrus terjadi dalam empat fase, yaitu fase proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Masing-masing fase pada siklus estrus dapat diamati dengan metode apus vagina.
Fase proestrus
Keterangan :






Fase estrus
Keterangan :
Fase metestrus
Keterangan :
Fase diestrus
Keterangan :
1)      Fase proestrus
Merupakan fase persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan betina yang berada dalam fase ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau menerima pejantan untuk kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi esterogen dalam darah meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan fisiologis dan syaraf kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi pertumbuhan folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase ini serviks mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan mukus yang tebal dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet pada serviks, anterior vagina serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang terdapat di organ-organ reproduksi berhubungan dengan aktivitas pertahanan antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu mengalami vakuolisasi, degenerasi dan pengecilan secara cepat.
2)      Fase Estrus
Fase berikutnya adalah fase estrus yang ditandai oleh keinginan birahi dan penerimaan pejantan oleh hewan betina. Pada fase ini folikel de graaf membesar dan menjadi matang. Tuba falopii akan menegang, epitel menjadi matang dan silia aktif serta terjadi kontraksi tuba falopii dan ujung tuba yang berfimbria merapat ke folikel de graaf. Lendir serviks dan vagina bertambah serta terjadi banyak mitosis di dalam mukosa vagina dan sel-sel baru yang menumpuk, sementara lapisan permukaan menjadi squamosa da bertanduk (berkornifikasi). Sel-sel bertanduk ini terkelupas ke dalam vagina. Oleh karena itu pada apusan vagina akan ditemukan sel epithel bertanduk dalam jumlah yang dominan.
3)      Fase Metestrus
Berikutnya adalah fase metestrus. Fase ini merupakan fase lanjutan ketika sistem reproduksi di bawah pengaruh hormon yang diproduksi oleh corpus luteum. Progesteron menghambat sekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone) sehingga menghambat pembentukan folikel de graaf dan mencegah terjadinya estrus. Selama metestrus uterus mengadakan persiapan-persiapan untuk menerima dan memberi makan embrio. Apabila tidak terjadi fertilisasi, uterus dan saluran reproduksi akan beregresi ke keadaan yang kurang aktif yang sama sebelum proestrus, disebut diestrus.
4)      Fase Diestrus
Fase terakhir dan terlama dari siklus estrus adalah fase diestrus. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Fase ini disebut juga dengan fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel sel epithel berinti dan sel leukosits.
Berdasar hasil pengamatan terhadap faseestrus pada mencit kelompok 7, dapat diamati adanya tahap proestrus. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
Keterangan :



Pembahasan :
Berdasarkan foto preparat hasil pengamatan, menunjukkan bahwa mencit yang dites sedang mengalami tahap proestrus dalam siklus estrus. Pada preparat vaginal smear ditemukan sel-sel peralihan, yaitu peralihan dari sel-sel parabasal dan sel-sel intermediet menuju sel superfisial, serta  sel epitel yang berukuran normal. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya gradasi warna pada sel epitel dan ukuran yang kecil.  Selain itu, apabila diperbesar tidak terlihat adanya butir-butir darah putih (leukosit). Selain itu inti tidak terlihat begitu jelas pada sel epitel tersebut. Hanya terlihat tersamarkan apabila diperbesar.
Berdasar hasil pengamatan terhadap faseestrus pada mencit kelompok 1 – 10, dapat diamati bahwa dari kesepuluh kelompok, hanya siklus estrus, siklus proestrus, dan siklus metestrus yang dapat teramati :
v  Siklus Proestrus : terjadi pada hasil apus vagina kelompok 1, 2, 6, 7, 8, 9, dan 10.
Kelompok 1
Description: D:\foto editan\tambahan\P_20150415_153843.jpg

Keterangan :





Kelompok 2

Keterangan :
Kelompok 6
Description: https://z-1-scontent-sin.xx.fbcdn.net/hphotos-xap1/v/t1.0-9/11159511_909248679119303_8841427816978815729_n.jpg?oh=eb2be19c13604c34284492705c11776d&oe=55D7BAA5

Keterangan :
Kelompok 7
Keterangan :
Kelompok 8

Description: C:\Users\bernitarini\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\IMG-20150419-WA0001.jpg


Keterangan :




Kelompok 9

Description: C:\Users\bernitarini\Downloads\11121155_893994757305384_847477598_n.jpg


Keterangan :
Kelompok 10
Description: F:\foto dokumentasi\20150415_160622.jpg

Keterangan :





Pada hasil pengamatan kelompok 1, 2, 6, 7, 8, 9, dan 10, menunjukkan bahwa mencit yang sedang dites sedang mengalami fase proestrus. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya gradasi warna pada sel epitel (tidak adanya perbedaan warna yang kontras (tebal dan tipis) ) dan ukuran yang kecil. Bahwa pada satu sel epitel ada yang berwarna biru tua. Selain itu, apabila diperbesar tidak terlihat adanya butir-butir darah putih (leukosit). Untuk inti tidak terlihat begitu jelas pada sel epitel tersebut. Hanya terlihat tersamarkan apabila diperbesar.







v  Siklus Estrus : terjadi pada hasil apus vagina kelompok 3, 4.
Kelompok 3
Description: C:\Users\Bintang\Documents\IMG20150415154738.jpg

Keterangan :





Kelompok 4
Description: D:\foto editan\tambahan\P_20150408_164154.jpg

Keterangan :

Pada hasil pengamatan kelompok 3 dan 4, menunjukkan bahwa mencit yang dites mengalami fase estrus tahap estrus. Hal ini ditandai dengan ditemukannya banyak sel-sel superfisal. Sel superfisal adalah sel tersebar yang dapat dilihat dalam vaginal smear, berbentuk poligonal dan terlihat sangat pipih. Nukleus terkadang tidak diketemukan tetapi sangat kecil dan gelap (piknotik). Sel-sel superfisial yang tanpa inti tersebut seringkali mengalami kornifikasi. Pada fase ini terkadang juga ditemukan leukosit dalam jumlah yang sangat sedikit.

v 
Keterangan :
 
Siklus Metestrus : terjadi pada kelompok 5
Description: D:\foto editan\tambahan\P_20150408_164104.jpg
                                                                                                      
Pada gambar kelompok 5 terlihat sangat jelas bahwa gambar tersebut menunjukkan tahapan metestrus.hal ini dikarenakan sel epitel tampak sel-sel epitel menanduk yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan warna yang sangat kontras sekali pada sel-sel epitelnya di mana ada bagian yang tipis dan tebal. Selain itu, juga ditemukan banyak titik agak bening. Titik-titik yang tersebar tersebut merupakan sel darah putih. Jadi, benar adanya bahwa hasil pengamatan dari kelompok 5 merupakan bagian dari siklus estrus dalam tahapan metestrus (sesuai karakteristik dari metestrus sendiri).
Dalam percobaan tidak diketemukan 1 klompok pun yang dapat mengamati siklus estrus pada tahap diaestrus, hal tersebut dapat disebabkan karena :
-          semua mencit yang diteliti sedang tidak mengalami fase diestrus
-          fase diestrus sulit debedakan dengan fase proestrus, dmana sel-selnya sama-sama masih dalam keadaan yang norma, bedanya hanya pada kandungan leukositnya saja.

Dalam pengamatan terhadap siklus estrus pada mencit, digunakan pewarna metilen blue untuk lebih memperjelas sel yang hendak diamati. Metilen blue dalam hal ini digunakan sebagai zat warna untuk apusan vagina yang akan di amati di bawah mikroskop. Dalam hal ini pewarnaan sangat perlu dilakukan agar hasil dari apusan vagina mencit pada objek glass ini lebih jelas untuk diamati dibawah mikroskop. Selain itu struktur luar dan struktur dalam dari sel-selnya menjadi lebih jelas terlihat. Menurut teori yang dikemukakan Waluyo (2008), dalam hal ini terdapat beberapa faktor yag dapat mempengaruhi pewarnaan yang dihasilkan, diantaranya:
a.       Fikasasi : Cara yang paling banyak digunakan adalah cara fisik dengan pemanasan atau dengan freeze driying. Fungsi dari fiksasi dalam praktikum ini adalah untuk lebih merekatkan sel pada objek glass, selain itu agar warna lebih melekat pada sel yang diamati.
b.      Pelunturan zat warna : Pelunturan zat warna adalah suatu senyawa yang menghilangkan warna dari sel yang telah diwarnai. Dalam praktikum, pelunturan zat warna ini dilakukan dengan cara mengairi objek glass dengan air/aquades, pengairan ini tidak dilakukan lama-lama agar sel yang ingin diamati tidak hilang larut bersama air. Pelarutan zat warna Ini berfungsi untuk mengahsilkan kontras yang baik pada bayangan mikroskop
         Regulasi pada siklus estrus melibatkan interaksi resiprokal antara hormon reproduksi dari hypothalamus, anterior pituitry, dan sel-sel telur. Interaksi antara uterus dengan sel-sel telur juga penting. PGF2 dari uterus merupakan luteolysin alami yang menyebabkan regresi corpus luteum dan penghentian produksi progesteron. Progesteron memiliki peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase diestrus corpus luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi menghambat pelepasan FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari hypothalamus dan anterior pituitary. Progesteron juga menghambat perilaku estrus. Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi menghambat pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus penigkatan kecil pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor untuk mempertahankan fungsi corpus luteum. Pada pertengahan fase diestrus meningkatkan pertumbuhan folikel dan estrogen, yang dididahului dengan menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan perubahan kecil jika dibandingkan pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa menuju ovary (Tenzer, 2003).
         Keadaan organ genitalia (Ovarium, Oviduk, Uterus, Vagina) pada masing-masing fase antara lain adalah sebagai berikut :
a)      Ovarium
·         Proestrus       : tampak adanya folikel yang sedang tumbuh kemudian membesar
·         Estrus            : ovarium terjadi ovulasi folikel de graff embengkak
·         Metestrus      : ovarium nampak adanya korpus luteum yang mulai terdegenerasi, bentuk tamak cekung
·         Diestrus         : ovarium banyak folikel-folikel muda.
b)      Oviduk
·         Proestrus       : sel-sel dan lapisan bersilia pertumbuhannya meningkat
·         Estrus            : oviduk meregang, berkontraksi, epitelnya matang, silia aktif, dan sekresi cairan bertambah. Ujung oviduk yang berfimbri merapat ke folikel de graff untuk merangkap ovum yang matang, membengkak, epitel menebal, silia bergerak aktif
·         Metestrus      : sekresi cairan menurun, silia kurang aktif
·         Diestrus         : -
c)      Uterus
·         Proestrus       :mukosa mengalami vaskularisasi, banyak terjadi sekresi mucus di kelenjar-kelenjar, dinding mulai menebal
·         Estrus                        : dinding endometrium bergranuler dan membengkak mencapai ketebalan maksimal, lender bertambah, ereksi, sangat kenyal, edematous
·         Metestrus      :uterus mengadakan persiapan untuk menerima ovum, epithelium pada kurunkula uterus sangat hiperemis dan terjadi hemoragis kapiler sehingga terjadi perdarahan, dinding endometrium meluruh, kontraksi intermitten,uterus melunak karena otot kendor
·         Diestrus         : dinding endometrium memiliki lapisan yang paling tipis. Kelenjar membesar, otot uterus menunjukkan peningkatan perkembangan, uterus lemas, mengalami atropi kembali
d)     Vagina
·         Proestrus       : epitel vagina mengalami penebalandan terjadi vaskularisasi
·         Estrus                        : mukosa vagina sangat menebal, sekresinya bertambah, epitel yang berkorrifikasi tunggal, kemerah-merahan
·         Metestrus      : jaringan vagina kering dan pucat, bibir vagina edematous, sekrese berkurang
·         Diestrus         : mukosa vagina pucat, lendirnya jarang dan lengket


VI.             Kesimpulan :

Ø  Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang ditemui pada hewan betina yang tidak hamil dan berhubungan dengan organ-organ reproduksi.
Ø  Dari hasil pengamatan kelompok 7 di dapatkan hasil bahwa mencit betina yang sedang diamati sedang berada pada fase proestrus
Ø  Berdasarkan percobaan yang dilakukan,fase proestrus ditandai dengan ditemukan sel-sel peralihan, yaitu peralihan dari sel-sel parabasal dan sel-sel intermediet menuju sel superfisial, serta  sel epitel yang berukuran normal
Ø  Secara umum sel apusan vagina menunjukkan fase-fase :

Tahap apus
Ciri apusan vagina
Gambaran ovarium dan oviduct
Uterus
Vagina
Lama tahap siklus
Proestrus
Epitl berinti, epitel menanduk, leukosit
Folikel besar (380μm) dengan cairan folikel, mitosis mulai aktif
Aliran darah meningkat (hiperemia) dan hidrasi, mitosis, sedikit leukosit, kelenjar mulai tampak
Proliferasi/mitosis, leukosit jarang, vulva terbuka, berat vagina maksimal
1 – 1,5 hari

Estrus (heat)
Epitel menanduk lebih banyak dari
epitel berinti

Ukuran folikel maksimal (550μm), ovulasi, oviduktus membengkak, epitel germinal dan sel folikel bermitosis, progesteron maksimal
Tidak ada leukosit, mitosis dan hidrasi maksimal, kelenjar mulai aktif

Lapisan epitel berinti bagian luar digantikan oleh epitel menanduk, vulva terbuka

1-3 hari
Metestrus
Epitel berinti dan menanduk, leukosit mulai tampak

Korpus luteum terbentuk, ovum berada di oviduktus dan mendekati uterus, beberapa folikel mengalami atresia

Hidrasi dan distensi menurun, leukosit aktif, mitosis jarang, degenerasi epitel dan dinding uterus, kelenjar kurang aktif
Leukosit dan lapisan epitel berinti mulai tampak

1-5 hari
Diestrus
Epitel menanduk dan berinti serta mukus
Folikel mulai tumbuh cepat untuk ovulasi berikutnya
Sekresi mukus, kelenjar dan dinding uterus kolaps, leukosi banyak, regenerasi
Leukosit dan sel epitel, proliferasi aktif, berat vagina minimal
2-4 hari





VII.          Daftar Pustaka :
Campbell, N.A, Reece and Mitchell. 2003. Biology Concept and Connection. Ed.5. San Fransisco: Benjamin Cummings.
Hafez, ed. 1968. Adaptation of Domestic Animal. Philadelphia : Lea and Fibiger, Pa.
Partodiaharjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta Lopez, H., L. D. Satter, and M. C. Wiltbank. 2004. Relationship between level of milk production and estrous behavior of lactating dairy cows. Anim. Reprod. Sci. 89:209–223.
Rintafiani. 2014. Siklus Estrus pada Mencit (Mus Musculus). Surabaya : ITS
Storer, T.I. 1961. Element of Zoology. New York: Mc Graw-Hill Book Company Inc.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Toelihere, M.R. 1985a. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung.

VIII.       Lampiran :
1 lembar laporan sementara (bersama dengan laporan sementara uji kehamilan galli mainini)
1 lembar dokumentasi praktikum
2 lembar jawab diskusi dan tugas




Mengetahui,                                                                                         Surakarta, 23 April 2015
Asisten,                                                                                                            Praktikan,


                                                                                                            Hilda Rahmawati
NIM.                                                                                                    NIM. K4312030


LAMPIRAN
JAWABAN DISKUSI DAN TUGAS EVALUASI

Diskusi:
1.      Bagaimana cara menentukan tahapan siklus reproduksi mencit
2.      Bagaimanakah keadaan ovarium, oviduk, uterus, dan vagina jika tahap siklus reproduksi mencit sudah diketahui, serta hormone yang dominan pada keadaan tersebut
Jawab:
1.      Cara menentukan tahapan siklus reproduksi mencit:
Tahap-tahap siklus dapat ditentukan melalui pengamatan atau analisis histologis terhadap apusan vagina (vaginal smear). Secara detail, satu siklus lengkap dapat dibagi menjadi enam tahap, yaitu proestrus, estrus awal, metestrus 1, metestrus 2, dan tahap diestrus. Ciri histologis apusan mampu digunakan untuk mennetukan tahapan siklus reproduksi mencit.
2.      keadaan ovarium, oviduk, uterus, dan vagina jika tahap siklus reproduksi mencit sudah diketahui, antara lain: (Rugh, 1968)

a.       keadaan ovarium
PROESTRUS
ESTRUS
METESTRUS
DIESTRUS
Tampak adanya folikel-foikel yang sedang tumbuh, kemudian membesar
Ovarium terjadi ovulasi
Ovarium nampak adanya korpus luteum yang mulai berdegenerasi
Ovarium banyak, folikel-folikel muda
b.      keadaan oviduct
PROESTRUS
ESTRUS
METESTRUS
DIESTRUS
Sel-sel dan lapisan bersilia pertumbuhannya meningkat
Menegang, berkontraksi, epitel matang, silianya aktif  dan sekresi cairan bertambah. Ujung oviduct yang berfimbria merapat ke folikel de graff untuk menangkap ovum matang .
Sekresi cairan menurun, silia kurang aktif
Folikel mulai tumbuh cepat untuk ovulasi berikutnya
c.       keadaan uterus
PROESTRUS
ESTRUS
METESTRUS
DIESTRUS
Mukosa dari uteri mengalami vaskularisasi, banyak terjadi sekresi mukus di kelenjar uterus, dinding endometrium mulai menebal.
Dinding endometrium bergranuler dan membengkak mencapai ketebalan maksimal.
Uterus mengadakan persiapan untuk menerima ovum, epitelium pada kuronkula uterus sangat hiperemis dan terjadi hemoragis kapiler sehingga terjadi perdarahan, didnding endometrium meluruh.
Dinding endometrium memilki lapisan yang paling tipis, kelenjar uterina membesar, otot uterus menunjukkan peningkatan perkembangan (Wildan.1990)
d.      keadaan vagina
PROESTRUS
ESTRUS
METESTRUS
DIESTRUS
Epital vagina mengalami penebalan dan terjadi vaskularisasi
Mukosa vagina sangat menebal, sekresinya bertambah, epitel yang berkornifikasi tunggal.
Jaringan vagina kering dan pusat, bibir vagina endenatous.
Mukosa vagina pucat, lendirnya jarang dan lengket.

Sedangkan hormon yang berperan dalam siklus estrus adalah hormon esterogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium serta hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone dan LH (Luteinizing Hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior.

Tugas/Evaluasi:
1.      Jelaskan hubungan antara siklus, siklus estrus dan siklus ovarium dalam kaitannya dengan siklus estrus!
2.      Hormon-hormon apakah yang berperan dalam mengatur siklus reproduksi pada manusia?
3.      Apakah beda siklus menstruasi dan siklus estrus?
4.      Jika kita hendak mengawinkan mencit, keberhasilan terbesar akan terjadi bila hewan betina berada pada tahap apa dari siklus estrus? Jelaskan mengapa demikian?

Jawaban tugas/evaluasi:
1.      Hubungan silklus uterus dan siklus ovarium.
·         Siklus uterus statis
Selama fase utama,ukuran histologisnya tidak pernah statis.Perubahan yang sangat nyata terjadi di endometrium dan kelenjarnya.Selama fase folekuler dari siklus estrus,kelenjar uterus sederhana dan lurus,sedikit cabang,penampilan uterus ini menandakan untuk stimulasi estrogen.
·         Siklus ovarium
Puncak peristiwa siklus estrus adalah peristiwa pemecahan folikel dan terlepasnya ovum dari ovarium.Pada sapi 75% mengalami ovulasi 12-14 jam setelah birahi terakhir.Pada wanita akan mengalami ovulasi ± hari ke 14 dari siklus.
2.      Hormon yang mengatur siklus reproduksi pada manusia:
·         FSH berperan merangsang pematangan sel telur dan pembentukan hormone estrogen
·         Estrogen berperan untuk menghambt terbentuknya FSH dan membentuk LH
·         LH berperan merangsang untuk terjadinya ovulasi.
3.      Beda siklus menstruasi dan siklus estrus
·         Siklus menstruasi adalah siklus reproduksi yang terjadi pada hewan primate yang dewasa seksual yang ditandai dengan adanya siklus haid
·         Siklus estrus adalah merupakan siklus reproduksi yang terjadi pada hewan mamalia non primate yaitu terdiri dari fase proestrus,estrus,metestrus dan diaestrus.

4.      Mengkawinkan mencit,keberhasilan terbesar terjadi pada tahapan dari siklus estrus karena sebelum hewan jantan dan betina melakukan penyatuan,sebaiknya pada estrus awal.Pada estrus,karena terjadi peningkatan hormone estrogen sehingga aktivitas menjadi tinggi.Pada awal estrus,hewan betina akan reseftik.Selama estrus hewan betina secara fisiologis dipersiapkan untuk menerima hewan jantan dan terjadi perubahan structural terjadi di organ-organ ekseksion organ betina.Adanya sumbatan vagina nsetelah penyatuan menandakan kopulasi telah berlangsung dan hari itu sebagai hari kehamilan yang ke 0.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar