LAPORAN
RESMI PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN
I.
Judul
: SIKLUS ESTRUS
II.
Tujuan:
1. Membedakan
sel-sel hasil apusan vagina
2. Menentukan
tahapan siklus estrus yang sedang dialami hewan betina dewasa (mencit)
III.
Alat/Bahan
:
1. Mikroskop
2. Cutton
bud, objek glass
3.
Mencit (Mus musculus)
4. Pewarna
metilen blue
IV.
Data Pengamatan :
Gambar
Hasil Pengamatan
|
Tahapan
Siklus Estrus
|
Keterangan
|
Kelompok
1
|
Proestrus
|
|
Kelompok
2
|
Proestrus
|
|
Kelompok
3
|
Estrus
|
|
Kelompok
4
|
Estrus hari ketiga
|
|
Kelompok
5
|
Metestrus
|
|
Kelompok
6
|
Proestrus
|
|
Kelompok
7
|
Proestrus
|
|
Kelompok
8
|
Proestrus
|
|
Kelompok
9
|
Proestrus
|
|
Kelompok
10
|
Proestrus
|
|
V.
Pembahasan :
Praktikum
dengan judul “Siklus Estrus” ini bertujuan untuk membedakan
sel-sel hasil apusan vagina, dan menentukan
tahapan siklus estrus yang sedang dialami hewan betina dewasa (mencit).
Prinsip
kerja pada praktikum ini adalah pertama-tama mengambil mencit, kemudian
membasahi vagina mencit tersebut menggunakan air, setelah itu usap bagian
vagina mencit menggunakan cutton bud dan mengoleskan hasil usapan tersebut ke
object glass, selanjutnya melakukan pengamatan terhadap hasil usapan tadi
menggunakan mikroskop dengan perbesaran tertentu.
Fertilisasi
internal memerlukan perilaku kooperatif, yanag mengarah ke kopulasi. Pada
beberapa kasus, perilaku seksual yang tidak karakteristik (sesuai karakter atau
ciri) dihilangkan oleh seleksi alam secara langsung, sebagai contoh, laba-laba
betina akan memakan jantan jika sinyal-sinyal reproduksi spesifik tidak diikuti
selama perkawinan. Fertilisasi internal juga memerlukan system roproduksi yang
canggih, termasuk organ kopulasi yang mengirimkan sperma dan reseptakel
atau penyangga untuk penimpanannya dan
pengangkutannya menuju telur yang matang (Campbell dkk., 2003).
Secara
normal pertumbuhan dan pembuahan alat reproduksi merupakan suatu proses yang bertahap dan memerlukan beberapa
waktu postnatal sebelum terlihat tanda-tanda birahi pada individu baru.
Pertumbuhan dan perkembangan tubuh hewan
penting artinya untuk perkembangan fungsi kelamin pada hewan jantan
maupun betina. Estrus terjadi pada hewan
betina tidak hamil menurut siklusritmik yang khas. Interval antara timbulnya
suatu periode birahi ke permulaan birahi berikutnya dikenal dengan suatu siklus birahi. Interval-interval
ini disertai oleh suatu seri perubahan- perubahan fisiologik di dalam saluran
kelamin betina (Toelihere, 1985).
Mencit
yang akan diamati siklus estrusnya melalui pembuatan preparat apus vagina
adalah mencit yang telah masak kelamin dan tidak sedang hamil. Vaginal smear
menggunakan daerah vagina sebagai daerah identifikasi. Mukosa vagina diambil
untuk bahan identifikasi. Sel epitel dan leukosit terdapat dalam mukosa vagina.
Identifikasi bentuk sel epitel dan leukosit dapat menunjukkan fase dalam siklus
estrus (Storer, 1961).
Siklus
estrus merupakan jarak antara estrus yang satu sampai pada estrus yang berikutnya. Setiap hewan mempunyai siklus
estrus yang berbeda-beda, ada golongan hewan monoestrus (estrus sekali dalam
satu tahun), golongan hewan poliestrus (estrus
beberapa kali dalam satu tahun), dan golongan hewan poliestrus bermusim
(estrus hanya selama musim tertentu dalam setahun). Daur atau siklus estrus
terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Fase
estrus berbeda dengan siklus estrus. Fase estrus merupakan fase dimana telur
diovulasikan dari ovarium ke saluran telur. Fase ini menandakan bahwa individu
betina telah masak kelamin. Fase estrus setiap spesies berbeda-beda dan dapat
diamati dengan metode vaginal smear, tetapi tidak dapat diamati jika hewan
betina tersebut belum masak kelamin dan sedang hamil. (Hafez, 1968).
Estrus
adalah fase terpenting dalam siklus birahi, karena dalam fase ini hewan betina memperlihatkan gejala yang khusus
untuk tiap-tiap jenis hewan dan dalam fase ini pula hewan betina mau menerima
pejantan untuk kopulasi, ciri khas dari estrus adalah terjadinya kopulasi, jika
hewan menolak kopulasi, meskipun tanda-tanda estrusnya sangat terlihat jelas,
maka penolakan tersebut memberi pertanda bahwa hewan betina masih dalam fase
estrus yang telah terlewat. Tanda lain dari fase estrus untuk tiap jenis ternak
berlainan, tetapi pada umumnya mereka memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu
makan berkurang atau hilang sama sekali, menghampiri pejantan dan tidak lari jika pejantanmendekati
(Partodiharjo, 1992).
Rintafiani
(2014 : 2-3) menyatakan bahwa Estrus
berasal dari bahasa latin “oestrus” yang berarti “kegilaan” atau “gairah”
dimana pada fase ini merupakan satu-satunya waktu dimana terjadi perubahan pada
vegina yang memungkinkan terjadinya perkawinan. Pengaruh musim dan iklim juga
lebih kuat terhadap siklus estrus. Estrus kadang-kadang disebut “heat” (panas)
karena pada saat tersebut, suhu tubuh betina meningkat. Panjang dan frekuensi
siklus reproduksi pada masing-masing organisme berbeda-beda. Pada tikus, siklus
estrus berlangsung selama 5 hari . Tipe siklus birahi pada mencit (Mus
musculus) adalah poliestrus, dimana dalam setahun terjadi lebih dari dua kali masa
birahi.Siklus hewan ini berulang secara periodik dengan selang wktu 4 – 5 hari.
Siklus estrus terjadi dalam empat fase, yaitu fase proestrus, estrus, metestrus
dan diestrus. Masing-masing fase pada siklus estrus dapat diamati dengan metode
apus vagina.
Fase
proestrus
Keterangan
:
|
Fase
estrus
Keterangan
:
|
Fase
metestrus
Keterangan
:
|
Fase
diestrus
Keterangan
:
|
1)
Fase proestrus
Merupakan fase
persiapan dari siklus birahi, setiap jenis hewan betina yang berada dalam fase
ini mulai menampakan gejala birahi walaupun belum mau menerima pejantan untuk
kopulasi. Folikel de graaf akan tumbuh di bawah pengaruh hormon FSH (Follicle
Stimulating Hormone). Hal tersebut mengakibatkan sekresi esterogen dalam darah
meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan fisiologis dan syaraf
kelakuan birahi pada hewan. Perubahan fisiologis tersebut meliputi pertumbuhan
folikel, peningkatan dan pertumbuhan endometrium, uterus, serviks serta
vaskularisasi dan keratinisasi epithel vagina pada beberapa spesies. Pada fase
ini serviks mengalami relaksasi secara bertahap dan makin banyak mensekresikan
mukus yang tebal dan berlendir. Mukus tersebut disekresikan oleh sel-sel goblet
pada serviks, anterior vagina serta kelenjar-kelenjar uterus. Cairan lumen yang
terdapat di organ-organ reproduksi berhubungan dengan aktivitas pertahanan
antibacteri. Korpus luteum pada zaman terdahulu mengalami vakuolisasi, degenerasi
dan pengecilan secara cepat.
2)
Fase Estrus
Fase berikutnya
adalah fase estrus yang ditandai oleh keinginan birahi dan penerimaan pejantan
oleh hewan betina. Pada fase ini folikel de graaf membesar dan menjadi matang.
Tuba falopii akan menegang, epitel menjadi matang dan silia aktif serta terjadi
kontraksi tuba falopii dan ujung tuba yang berfimbria merapat ke folikel de
graaf. Lendir serviks dan vagina bertambah serta terjadi banyak mitosis di
dalam mukosa vagina dan sel-sel baru yang menumpuk, sementara lapisan permukaan
menjadi squamosa da bertanduk (berkornifikasi). Sel-sel bertanduk ini
terkelupas ke dalam vagina. Oleh karena itu pada apusan vagina akan ditemukan
sel epithel bertanduk dalam jumlah yang dominan.
3)
Fase Metestrus
Berikutnya adalah
fase metestrus. Fase ini merupakan fase lanjutan ketika sistem reproduksi di
bawah pengaruh hormon yang diproduksi oleh corpus luteum. Progesteron
menghambat sekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone) sehingga menghambat
pembentukan folikel de graaf dan mencegah terjadinya estrus. Selama metestrus
uterus mengadakan persiapan-persiapan untuk menerima dan memberi makan embrio.
Apabila tidak terjadi fertilisasi, uterus dan saluran reproduksi akan beregresi
ke keadaan yang kurang aktif yang sama sebelum proestrus, disebut diestrus.
4)
Fase Diestrus
Fase terakhir dan
terlama dari siklus estrus adalah fase diestrus. Pada tahap ini terbentuk
folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami
pertumbuhan awal. Fase ini disebut juga dengan fase istirahat karena mencit
betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan
terlihat banyak sel sel epithel berinti dan sel leukosits.
Berdasar
hasil pengamatan terhadap faseestrus pada mencit kelompok 7, dapat diamati
adanya tahap proestrus. Hasil pengamatan adalah sebagai berikut :
Keterangan
:
|
Pembahasan
:
Berdasarkan
foto preparat hasil pengamatan, menunjukkan bahwa mencit yang dites sedang
mengalami tahap proestrus dalam siklus estrus. Pada preparat vaginal smear
ditemukan sel-sel peralihan, yaitu peralihan dari sel-sel parabasal dan
sel-sel intermediet menuju sel superfisial, serta sel epitel yang berukuran normal. Hal
tersebut terlihat dari tidak adanya gradasi warna pada sel epitel dan ukuran
yang kecil. Selain itu, apabila diperbesar
tidak terlihat adanya butir-butir darah putih (leukosit). Selain itu inti
tidak terlihat begitu jelas pada sel epitel tersebut. Hanya terlihat
tersamarkan apabila diperbesar.
|
Berdasar
hasil pengamatan terhadap faseestrus pada mencit kelompok 1 – 10, dapat diamati
bahwa dari kesepuluh kelompok, hanya siklus estrus, siklus proestrus, dan
siklus metestrus yang dapat teramati :
v Siklus
Proestrus : terjadi pada hasil apus
vagina kelompok 1, 2, 6, 7, 8, 9, dan 10.
Kelompok 1
Keterangan :
|
Kelompok 2
Keterangan :
|
Kelompok 6
Keterangan :
|
Kelompok 7
Keterangan :
|
Kelompok 8
Keterangan :
|
Kelompok 9
Keterangan :
|
Kelompok 10
Keterangan :
|
Pada hasil pengamatan kelompok 1, 2, 6, 7, 8, 9, dan 10,
menunjukkan bahwa mencit yang sedang dites sedang mengalami fase proestrus. Hal
tersebut terlihat dari tidak adanya gradasi warna pada sel epitel (tidak adanya perbedaan warna yang kontras (tebal dan
tipis) ) dan ukuran yang kecil. Bahwa pada satu sel
epitel ada yang berwarna biru tua. Selain itu, apabila diperbesar tidak
terlihat adanya butir-butir darah putih (leukosit). Untuk inti tidak terlihat
begitu jelas pada sel epitel tersebut. Hanya terlihat tersamarkan apabila
diperbesar.
v Siklus Estrus : terjadi pada hasil apus vagina kelompok 3, 4.
Kelompok 3
Keterangan :
|
Kelompok 4
Keterangan :
|
Pada hasil pengamatan kelompok 3 dan 4, menunjukkan bahwa
mencit yang dites mengalami fase estrus tahap estrus. Hal ini ditandai dengan
ditemukannya banyak sel-sel superfisal. Sel superfisal adalah sel tersebar yang
dapat dilihat dalam vaginal smear, berbentuk poligonal dan terlihat sangat
pipih. Nukleus terkadang tidak diketemukan tetapi sangat kecil dan gelap
(piknotik). Sel-sel superfisial yang tanpa inti tersebut seringkali mengalami
kornifikasi. Pada fase ini terkadang juga ditemukan leukosit dalam jumlah yang
sangat sedikit.
v
|
Pada gambar kelompok 5
terlihat sangat jelas bahwa gambar tersebut menunjukkan tahapan metestrus.hal
ini dikarenakan sel epitel tampak sel-sel epitel menanduk yang ditunjukkan
dengan adanya perbedaan warna yang sangat kontras sekali pada sel-sel epitelnya
di mana ada bagian yang tipis dan tebal. Selain itu, juga ditemukan banyak
titik agak bening. Titik-titik yang tersebar tersebut merupakan sel darah
putih. Jadi, benar adanya bahwa hasil pengamatan dari kelompok 5 merupakan
bagian dari siklus estrus dalam tahapan metestrus (sesuai karakteristik dari
metestrus sendiri).
Dalam
percobaan tidak diketemukan 1 klompok pun yang dapat mengamati siklus estrus
pada tahap diaestrus, hal tersebut dapat disebabkan karena :
-
semua mencit yang
diteliti sedang tidak mengalami fase diestrus
-
fase diestrus sulit
debedakan dengan fase proestrus, dmana sel-selnya sama-sama masih dalam keadaan
yang norma, bedanya hanya pada kandungan leukositnya saja.
Dalam
pengamatan terhadap siklus estrus pada mencit, digunakan pewarna metilen blue
untuk lebih memperjelas sel yang hendak diamati. Metilen blue dalam hal ini
digunakan sebagai zat warna untuk apusan vagina yang akan di amati di bawah mikroskop.
Dalam hal ini pewarnaan sangat perlu dilakukan agar hasil dari apusan vagina
mencit pada objek glass ini lebih jelas untuk diamati dibawah mikroskop. Selain
itu struktur luar dan struktur dalam dari sel-selnya menjadi lebih jelas
terlihat. Menurut teori yang dikemukakan Waluyo (2008), dalam hal ini terdapat
beberapa faktor yag dapat mempengaruhi pewarnaan yang dihasilkan, diantaranya:
a.
Fikasasi : Cara
yang paling banyak digunakan adalah cara fisik dengan pemanasan atau dengan
freeze driying. Fungsi dari fiksasi dalam praktikum ini adalah untuk lebih
merekatkan sel pada objek glass, selain itu agar warna lebih melekat pada sel
yang diamati.
b.
Pelunturan zat
warna : Pelunturan zat warna adalah suatu senyawa yang menghilangkan warna dari
sel yang telah diwarnai. Dalam praktikum, pelunturan zat warna ini dilakukan
dengan cara mengairi objek glass dengan air/aquades, pengairan ini tidak
dilakukan lama-lama agar sel yang ingin diamati tidak hilang larut bersama air.
Pelarutan zat warna Ini berfungsi untuk mengahsilkan kontras yang baik pada
bayangan mikroskop
Regulasi pada siklus estrus melibatkan
interaksi resiprokal antara hormon reproduksi dari hypothalamus, anterior
pituitry, dan sel-sel telur. Interaksi antara uterus dengan sel-sel telur juga
penting. PGF2 dari uterus merupakan luteolysin alami yang menyebabkan regresi
corpus luteum dan penghentian produksi progesteron. Progesteron memiliki
peranan dominan dalam meregulasi siklus estrus. Selama fase diestrus corpus
luteum yang bekerja dengan optimal, konsentrasi progesteron yang tinggi
menghambat pelepasan FSH dan LH melalui kontorl umpan balik negatif dari
hypothalamus dan anterior pituitary. Progesteron juga menghambat perilaku
estrus. Diharapkan pada kondisi kehamilan , konsentrasi progesterone yang tinggi
menghambat pelepasan hormon gonadotropin sebaik menghambat perilaku estrus
penigkatan kecil pada LH yang terjadi selama fase diestrus merupakan faktor
untuk mempertahankan fungsi corpus luteum. Pada pertengahan fase diestrus
meningkatkan pertumbuhan folikel dan estrogen, yang dididahului dengan
menigkatnya FSH, yang sebenarnya merupakan perubahan kecil jika dibandingkan
pada perubahan yang terjadi selama fase estrus. Jika betina tidak mengalami
kehamilan selama fase awal estrus, PGF2 akan dilepaskan dari uterus dan dibawa
menuju ovary (Tenzer, 2003).
Keadaan organ genitalia
(Ovarium, Oviduk, Uterus, Vagina) pada masing-masing fase antara lain adalah
sebagai berikut :
a)
Ovarium
·
Proestrus : tampak adanya folikel yang sedang
tumbuh kemudian membesar
·
Estrus : ovarium terjadi ovulasi folikel de
graff embengkak
·
Metestrus : ovarium nampak adanya korpus luteum yang
mulai terdegenerasi, bentuk tamak cekung
·
Diestrus : ovarium banyak folikel-folikel muda.
b)
Oviduk
·
Proestrus : sel-sel dan lapisan bersilia
pertumbuhannya meningkat
·
Estrus : oviduk meregang, berkontraksi,
epitelnya matang, silia aktif, dan sekresi cairan bertambah. Ujung oviduk yang
berfimbri merapat ke folikel de graff untuk merangkap ovum yang matang,
membengkak, epitel menebal, silia bergerak aktif
·
Metestrus : sekresi cairan menurun, silia kurang
aktif
·
Diestrus : -
c)
Uterus
·
Proestrus :mukosa mengalami vaskularisasi, banyak
terjadi sekresi mucus di kelenjar-kelenjar, dinding mulai menebal
·
Estrus : dinding endometrium
bergranuler dan membengkak mencapai ketebalan maksimal, lender bertambah,
ereksi, sangat kenyal, edematous
·
Metestrus :uterus mengadakan persiapan untuk
menerima ovum, epithelium pada kurunkula uterus sangat hiperemis dan terjadi
hemoragis kapiler sehingga terjadi perdarahan, dinding endometrium meluruh,
kontraksi intermitten,uterus melunak karena otot kendor
·
Diestrus : dinding endometrium memiliki lapisan
yang paling tipis. Kelenjar membesar, otot uterus menunjukkan peningkatan
perkembangan, uterus lemas, mengalami atropi kembali
d)
Vagina
·
Proestrus : epitel vagina mengalami penebalandan
terjadi vaskularisasi
·
Estrus : mukosa vagina sangat
menebal, sekresinya bertambah, epitel yang berkorrifikasi tunggal,
kemerah-merahan
·
Metestrus : jaringan vagina kering dan pucat, bibir
vagina edematous, sekrese berkurang
·
Diestrus : mukosa vagina pucat, lendirnya jarang
dan lengket
VI.
Kesimpulan :
Ø Siklus
estrus adalah siklus reproduksi yang ditemui pada hewan betina yang tidak hamil
dan berhubungan dengan organ-organ reproduksi.
Ø Dari
hasil pengamatan kelompok 7 di
dapatkan hasil bahwa mencit betina yang sedang diamati sedang berada pada fase proestrus
Ø Berdasarkan
percobaan yang dilakukan,fase proestrus
ditandai dengan ditemukan sel-sel
peralihan, yaitu peralihan dari sel-sel parabasal dan sel-sel intermediet
menuju sel superfisial, serta sel epitel
yang berukuran normal
Ø Secara
umum sel apusan vagina menunjukkan fase-fase :
Tahap apus
|
Ciri
apusan vagina
|
Gambaran
ovarium dan oviduct
|
Uterus
|
Vagina
|
Lama tahap
siklus
|
Proestrus
|
Epitl berinti, epitel
menanduk, leukosit
|
Folikel besar (380μm) dengan cairan folikel, mitosis
mulai aktif
|
Aliran darah meningkat
(hiperemia) dan hidrasi, mitosis, sedikit leukosit, kelenjar mulai tampak
|
Proliferasi/mitosis,
leukosit jarang, vulva terbuka, berat vagina maksimal
|
1 – 1,5 hari
|
Estrus
(heat)
|
Epitel menanduk lebih banyak dari
epitel berinti
|
Ukuran folikel maksimal
(550μm), ovulasi, oviduktus membengkak, epitel germinal dan sel folikel
bermitosis, progesteron maksimal
|
Tidak ada leukosit, mitosis dan hidrasi maksimal, kelenjar
mulai aktif
|
Lapisan epitel berinti bagian luar digantikan oleh
epitel menanduk, vulva terbuka
|
1-3 hari
|
Metestrus
|
Epitel berinti dan menanduk, leukosit mulai tampak
|
Korpus luteum terbentuk, ovum berada di oviduktus
dan mendekati uterus, beberapa folikel mengalami atresia
|
Hidrasi dan distensi
menurun, leukosit aktif, mitosis jarang, degenerasi epitel dan dinding
uterus, kelenjar kurang aktif
|
Leukosit dan lapisan epitel berinti mulai tampak
|
1-5 hari
|
Diestrus
|
Epitel menanduk dan
berinti serta mukus
|
Folikel mulai tumbuh cepat
untuk ovulasi berikutnya
|
Sekresi mukus, kelenjar
dan dinding uterus kolaps, leukosi banyak, regenerasi
|
Leukosit dan sel epitel,
proliferasi aktif, berat vagina minimal
|
2-4 hari
|
VII.
Daftar Pustaka :
Campbell,
N.A, Reece and Mitchell. 2003. Biology Concept and Connection. Ed.5.
San Fransisco: Benjamin Cummings.
Hafez,
ed. 1968. Adaptation of Domestic Animal.
Philadelphia : Lea and Fibiger, Pa.
Partodiaharjo,
S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. PT.
Mutiara Sumber Widya. Jakarta Lopez, H., L. D. Satter, and M. C. Wiltbank.
2004. Relationship between level of milk production and estrous behavior of
lactating dairy cows. Anim. Reprod. Sci. 89:209–223.
Rintafiani.
2014. Siklus Estrus pada Mencit (Mus
Musculus). Surabaya : ITS
Storer,
T.I. 1961. Element of Zoology. New York: Mc Graw-Hill Book Company Inc.
Tenzer,
Amy. 2003. Petunjuk Praktikum
Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Toelihere, M.R. 1985a. Fisiologi
Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung.
VIII.
Lampiran :
1 lembar laporan
sementara (bersama dengan laporan sementara uji kehamilan galli mainini)
1 lembar dokumentasi
praktikum
2 lembar jawab diskusi
dan tugas
Mengetahui, Surakarta,
23 April 2015
Asisten, Praktikan,
Hilda
Rahmawati
NIM. NIM.
K4312030
LAMPIRAN
JAWABAN DISKUSI
DAN TUGAS EVALUASI
Diskusi:
1.
Bagaimana cara menentukan tahapan siklus
reproduksi mencit
2.
Bagaimanakah keadaan ovarium, oviduk,
uterus, dan vagina jika tahap siklus reproduksi mencit sudah diketahui, serta
hormone yang dominan pada keadaan tersebut
Jawab:
1. Cara menentukan tahapan siklus reproduksi mencit:
Tahap-tahap siklus dapat ditentukan
melalui pengamatan atau analisis histologis terhadap apusan vagina (vaginal
smear). Secara detail, satu siklus lengkap dapat dibagi menjadi enam tahap,
yaitu proestrus, estrus awal, metestrus 1, metestrus 2, dan tahap diestrus. Ciri histologis apusan mampu digunakan untuk mennetukan tahapan siklus
reproduksi mencit.
2. keadaan ovarium, oviduk, uterus, dan vagina jika tahap
siklus reproduksi mencit sudah diketahui, antara lain: (Rugh, 1968)
a. keadaan ovarium
PROESTRUS
|
ESTRUS
|
METESTRUS
|
DIESTRUS
|
Tampak
adanya folikel-foikel yang sedang tumbuh, kemudian membesar
|
Ovarium
terjadi ovulasi
|
Ovarium
nampak adanya korpus luteum yang mulai berdegenerasi
|
Ovarium
banyak, folikel-folikel muda
|
b. keadaan oviduct
PROESTRUS
|
ESTRUS
|
METESTRUS
|
DIESTRUS
|
Sel-sel
dan lapisan bersilia pertumbuhannya meningkat
|
Menegang,
berkontraksi, epitel matang, silianya aktif
dan sekresi cairan bertambah. Ujung oviduct yang berfimbria merapat ke
folikel de graff untuk menangkap ovum matang .
|
Sekresi
cairan menurun, silia kurang aktif
|
Folikel mulai tumbuh cepat untuk ovulasi
berikutnya
|
c. keadaan uterus
PROESTRUS
|
ESTRUS
|
METESTRUS
|
DIESTRUS
|
Mukosa
dari uteri mengalami vaskularisasi, banyak terjadi sekresi mukus di kelenjar
uterus, dinding endometrium mulai menebal.
|
Dinding
endometrium bergranuler dan membengkak mencapai ketebalan maksimal.
|
Uterus
mengadakan persiapan untuk menerima ovum, epitelium pada kuronkula uterus
sangat hiperemis dan terjadi hemoragis kapiler sehingga terjadi perdarahan,
didnding endometrium meluruh.
|
Dinding
endometrium memilki lapisan yang paling tipis, kelenjar uterina membesar,
otot uterus menunjukkan peningkatan perkembangan (Wildan.1990)
|
d. keadaan vagina
PROESTRUS
|
ESTRUS
|
METESTRUS
|
DIESTRUS
|
Epital
vagina mengalami penebalan dan terjadi vaskularisasi
|
Mukosa vagina
sangat menebal, sekresinya bertambah, epitel yang berkornifikasi tunggal.
|
Jaringan
vagina kering dan pusat, bibir vagina endenatous.
|
Mukosa
vagina pucat, lendirnya jarang dan lengket.
|
Sedangkan
hormon yang berperan dalam siklus estrus adalah hormon esterogen dan progesteron yang dihasilkan
ovarium serta hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone dan LH (Luteinizing
Hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior.
Tugas/Evaluasi:
1. Jelaskan
hubungan antara siklus, siklus estrus dan siklus ovarium dalam kaitannya dengan
siklus estrus!
2. Hormon-hormon
apakah yang berperan dalam mengatur siklus reproduksi pada manusia?
3. Apakah
beda siklus menstruasi dan siklus estrus?
4. Jika
kita hendak mengawinkan mencit, keberhasilan terbesar akan terjadi bila hewan
betina berada pada tahap apa dari siklus estrus? Jelaskan mengapa demikian?
Jawaban tugas/evaluasi:
1.
Hubungan silklus uterus dan siklus
ovarium.
·
Siklus uterus statis
Selama
fase utama,ukuran histologisnya tidak pernah statis.Perubahan yang sangat nyata
terjadi di endometrium dan kelenjarnya.Selama fase folekuler dari siklus
estrus,kelenjar uterus sederhana dan lurus,sedikit cabang,penampilan uterus ini
menandakan untuk stimulasi estrogen.
·
Siklus ovarium
Puncak
peristiwa siklus estrus adalah peristiwa pemecahan folikel dan terlepasnya ovum
dari ovarium.Pada sapi 75% mengalami ovulasi 12-14 jam setelah birahi
terakhir.Pada wanita akan mengalami ovulasi ± hari ke 14 dari siklus.
2.
Hormon yang mengatur siklus reproduksi
pada manusia:
·
FSH berperan merangsang pematangan sel
telur dan pembentukan hormone estrogen
·
Estrogen berperan untuk menghambt
terbentuknya FSH dan membentuk LH
·
LH berperan merangsang untuk terjadinya
ovulasi.
3.
Beda siklus menstruasi dan siklus estrus
·
Siklus menstruasi adalah siklus
reproduksi yang terjadi pada hewan primate yang dewasa seksual yang ditandai
dengan adanya siklus haid
·
Siklus estrus adalah merupakan siklus
reproduksi yang terjadi pada hewan mamalia non primate yaitu terdiri dari fase
proestrus,estrus,metestrus dan diaestrus.
4.
Mengkawinkan mencit,keberhasilan
terbesar terjadi pada tahapan dari siklus estrus karena sebelum hewan jantan
dan betina melakukan penyatuan,sebaiknya pada estrus awal.Pada estrus,karena
terjadi peningkatan hormone estrogen sehingga aktivitas menjadi tinggi.Pada awal
estrus,hewan betina akan reseftik.Selama estrus hewan betina secara fisiologis
dipersiapkan untuk menerima hewan jantan dan terjadi perubahan structural
terjadi di organ-organ ekseksion organ betina.Adanya sumbatan vagina nsetelah
penyatuan menandakan kopulasi telah berlangsung dan hari itu sebagai hari
kehamilan yang ke 0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar