LAPORAN
RESMI PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN
“SEL KELAMIN”
KEGIATAN 3: PENGAMATAN SEL KELAMIN
Tujuan:
1. Mengenal
struktur morfologi spermatozoid dan sel telur dari beberapa hewan vertebrata
2. Mengamati
perbedaan sel kelamin yang diambil dari bagian-bagian sistem reproduksi yang
berbeda
Alat:
Alat seksi, papan seksi, gelas arloji,
pinset, kaca pembesar, obyek glass, deg glass, mikroskop, pipet, kodok (Bufo)
jantan dan betina, tikus putih (Ratus) jantan dan betina
Bahan:
kapas, eter, pewarna Eosin dan negrosin
(bisa diganti dengan neutral red), aquades, NaCl 0,9%,
Cara
Kerja:
1. Pengamatan
spermatozoid
·
setelah hewan
dianestesi spermatozoa diambil dari bagian cauda epididimis, kemudian cauda epididimis
dipotong kecil-kecil dengan gunting halus diatas gelas arloji lalu ditambahkan larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9 %). Usahakan tidak ada darah yang terikut karena akan
menyebabkan spermatozoa teraglutinasi dan kemudian diaduk dengan batang gelas
pengaduk sampai terbentuk suspensi yang diperoleh untuk analisis spermatozoa
·
Untuk pengamatan
motilitas: ambil beberapa tetes campuran spermatozoa, letakan pada obyek glass,
lalu ratakan dengan obyek glass lain (metode smear). Amati dibawah mikroskop
dengan perbesaran lemah dahulu baru pindahkan ke perbesaran kuat.
·
Motilitas spermatozoon
yang baik adalah gerakan spermatozoon meluncur secara cepat dengan arah lurus
ke depan (gerak progresif), linear (tidak acak) dan aktif.
·
Untuk pengamatan
morfologi: beberapa tetes campuran diambil lalu diletakkan pada gelas benda dan
diwarnai dengan eosin- negrosin (merah keunguan)/neutral red sebagai staining
supravital.
·
Pengamatan morfologis
ditujukan pada abnormalitas bentuk baik di bagian kepala, bagian tengah, maupun
bagian ekor.
·
Untuk pengamatan
viabilitas dilakukan untuk membedakan antara yang hidup dan yang mati. Analisis
spermatozoa dilakukan dengan pewarnaan supravital staining ,yaitu dengan
penambahan 1tetes sperma pada gelas benda+1tetes lar.eosin+1tetes lar.negrosin/neutral
red kemudian diaduk lalu diapuskan pada
gelas benda yang bersangkutan dan dikeringkan.
·
Untuk pengamatan hasil
jika spermatozoa hidup tidak berwarna, spermatozoa mati berwarna merah.
Pengamatan perbesaran lensa 400x.
2. Pengamatan
Sel Telur
·
Katak dibius kemudian
dimatikan, letakkan pada papan paraffin lalu dibedah
·
Ovarium diambil dan
dicuci dengan garam fisiologis
·
Letakkan ovarium di
kaca arloji, tambahkan garam fisiologis secukupnya
·
Potonglah ovarium
menjadi beberapa bagian, kemudian tekan-tekanlah untuk mengeluarkan oositnya
·
Letakkan tetes suspensi
ovarium di atas obyek gelas, tutup dengan deg glass, lalu amati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10 X 40
·
Gambarlah sel telur
(oosit yang terlihat). Sel-sel apakah yang menyertai sel telur tersebut
·
Ulangi perlakuan
tersebut dengan menggunakan suspensi oviduct
Pembahasan :
Praktikum “sel kelamin” ini bertujuan untuk mengenal
struktur morfologi spermatozoid dan sel telur dari beberapa hewan vertebrata, dan mengamati perbedaan sel
kelamin yang diambil dari bagian-bagian sistem reproduksi yang berbeda. Prinsip kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1. Pada pengamatan spermatozoid : menganestesi hewan
percobaan (katak/tikus) à mengambil epididimis à epididimis dipotong kecil-kecil à ditambahkan NaCl 0,9% à diaduk à mengambil suspensi à melakukan pengamatan yang terdiri dari 3 tahap, yakni:
a) motilitas : suspensi di ulaskan ke object glass dengan metode smear dan
diamati menggunakan mikroskop, setelah itu mengulang dengan suspensi yang telah
diwarnai dengan neutral red; b) morfologi : meneteskan suspensi ke object glass
dan mengamati dengan mikrosop, setelah itu mengulang mengulang dengan suspensi
yang telah diwarnai dengan neutral red; c) viabilitas : meneteskan 1 tetes
suspensi ditambah dengan 1 tetes eosin dan 1 tetes negrosin kemudian
mengoleskannya d object glass dan mengeringkannya sebelum diamati.
2. Pengamatan sel telur : menganestesi hewan à mengambil oositnya à menambahkan larutan fisiologis 9NaCl 0,9%) à memotong kecil-kecil à mengambil suspensi à dioleskan pada object glass à mengamati menggunakan mikroskop.
Sel kelamin atau gamet merupakan sel yang berfungsi untuk
bereproduksi secara seksual pada makhluk hidup. Proses pembentukan gamet
disebut juga gametogenesis. Struktur yang dapat menghasilkan gamet adalah
gonad. Gamet memiliki jumlah kromosom setengah dari induknya ( n ). Gamet
dibentuk dari pembelahan meiosis sel-sel pada gonad. Mayoritas gamet makhluk
hidup telah mengalami rekombinasi genetik melalui proses pindah silang pada
meiosis.
Dalam bahasa dunia industri, testis dan ovarium
diibaratkan sebagai pabrik. Testis adalah pabrik penghasil dua macam produk,
yaitu sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (testosteron).
Ovarium adalah pabrik penghasil sel kelamin betina (sel telur atau ovum) dan
hormon kelamin betina yaitu estrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium
pada waktu betina sedang bunting (Sukra,
1999).
Bentuk morfologi spermatozoa dapat dibedakan menjadi
kepala, badan, dan flagellum (ekor). Flagellum atau ekor berperan dalam
pergerakan akhir spermatozoa untuk mencapai tempat fertiisasi, disamping faktor
yang digerakkan oleh saluran kelamin jantan. Pada bagian ujung kepala terdapat
akrosom yang berfungsi sebagai alat penusuk dan menembus atau juga berfungsi
menghasilkan sekret atau enzim yang dapat membantu spermatozoa masuk kedalam
sel telur. Enzim yang dihasilkan adalah enzim proteolitik dan enzim
hialuronidase. Pada bagian badan spermatozoa terdapat sentiol proksimal,
mitokondria dan sentriol distal (Zikri, Elfira Ashafahani. 2010).
Sel telur atau ovum adalah gamet betina pada hewan. Ovum
dibentuk pada ovarium dan memiliki ukuran sel yang lebih besar dari sel sperma.
Sitoplasma dari ovum terdiri dari yolk yang kaya akan nutrisi. Nutrisi ini
digunakan apabila sel telur mengalami peleburan dengan sel sperma dan
berkembang menjadi zigot serta pertumbuhan embrio.
Praktikum kali ini menggunakan katak (Rana cancrivora) dan tikus (Rattus sp). Kelompok amfibi, misalnya
katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantandan katak betina tidak
memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luartubuh. Pada saat
kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitukatak
jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.
Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran
vitelin). Sebelumnya, ovumkatak yang telah matang dan berjumlah sepasang
ditampung oleh suatu corong.Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.Dekat
pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yangmenggembung yang
disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisahdengan ureter.
Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.Segera setelah katak betina
mengeluarkan ovum, katak jantan juga akanmenyusul mengeluarkan sperma. Sperma
dihasilkan oleh testis yang berjumlahsepasang dan disalurkan ke dalam vas
deferens. Vas deferens katak jantan bersatudengan ureter. Dari vas deferens
sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadifertilisasi eksternal, ovum akan
diselimuti cairan kental sehingga kelompok telurtersebut berbentuk gumpalan
telur.
Tikus (Rattus sp)
merupakan mamalia. Reproduksi pada mamalia dilakukan secara seksual dan
pembuahan selalu terjadi didalam tubuh (internal). Telur yang telah di buahi
(zigot)akan berkembang menjadi embiro didalam rahim (uterus). Embiro tersebut
di beri makan oleh tubuh induknya melalui plasenta. Alat reproduksi jantan
terdiri dari 2 buah testes yang terletak didalam skrotum. Didalam testes terdapat
saluran-saluran seminifer ( seminiferous tubeles ) yang berfungsi menghasilkan
sperma. Sperma ini akan di simpan didalam epididimis, yang dihubungkan kedalam
seminal vesicle oleh suatu saluran sperma yang disebut Vas deferens.
Selanjutnya melalui kelenjar prostat ( glandula prostata ) diteruskan keseluruh
ejakulasi. Dari sini akan diteruskan lagi keseluruh uretra dan berakhir pada
lubang pembuangan yang terletak didalam alat kopulasi yang di sebut penis. Alat
reproduksi betina terdiri dari 2 buah ovarium (indum telur). Sel telur akan
masak didalam folikel graaf (Graafian vollicle ) ovarium ini melalui
infundibulum akan di hubungkan ke dalam uterus (rahim) oleh saluran falompian
(fallopian tube) atau saluran telur. Dari uterus melalui bagian servik akan di
teruskan di dalam vagina (Kastawi, Yusuf.dkk. 2003).
Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh data sebagai
berikut :
SPERMA
|
|
Sperma katak(Rana cancrivora)
|
Sperma tikus (Rattus sp).
|
Gambar percobaan
:
Gambar literatur
:
|
Gambar percobaan
:
Gambar literatur
:
|
Pada vertebrata
rendah seperti katak saluran reproduksi jantan sangat sederhan. Vass
efferentia yang keluar dari testis masuk kedalam ren
kemudian bersama ureter masuk kedalam kloaka. Hal ini menyebakan terjadiya
pemasakan sepermatozoanya didalam testis (Endri, 2014).
Bagian-bagian
dari sperma katak hampir sama dengan sperma pada umumnya, yakni :
-
kepala :
berbentuk meruncing dengan ditutup oleh tudung protoplasmik. Galea kapitis
ini dulu hanya ditemukan pada sperma dewasa, tetapi sekarang diketahui
bangunan ini merupakan bagian normal kepala sperma. Galea kapitis ini
biasanya terlarut bila sperma diberi pelarut lemak yang biasanya digunakan
untuk pengecatan.
-
leher yang mengandung
mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi (ATP)
-
sperma katak
memiliki flagell yang lebih panjang dibandingkan sperma pada mamalia, karena
pada saat fertilisasi, katak mengeluarkan sperma di dalam air, sehingga
flagell yang lebih panjang dapat membantu sperma agar dapat bergerak lebih
leluasa dalam air untuk menemukan sel telur yang juga dilepaskan di dalam
air. Pada mamalia sperma di lepaskan
di dalam vagina dan bergerak menuju sel telur/ovum.
|
Pada tikus yang
termasuk hewan mamalia sperma di
lepaskan di dalam vagina dan bergerak menuju sel telur/ovum. Tikus memiliki saluran
reproduksi yang sangat panjang dan berkelok-kelok yang berfungsi untuk
pemasakan spermatozoa. Jadi ketika keluar dari testis seperma itu masih dalam
keadaan pasif dan akan aktif setelah sampai duktus epididimis.
Bentuk morfologi
spermatozoa dapat dibedakan menjadi :
-
kepala :
Kepala sperma berbentuk kait. Pada bagian ujung kepala terdapat akrosom yang berfungsi sebagai alat
penusuk dan menembus atau juga berfungsi menghasilkan sekret atau enzim yang
dapat membantu spermatozoa masuk kedalam sel telur. Enzim yang dihasilkan
adalah enzim proteolitik dan enzim hialuronidase.
-
leher : Pada
bagian badan spermatozoa terdapat sentiol proksimal, mitokondria dan sentriol
distal
-
ekor : Ekor
berupa silia yang terdiri dari mikrotubulus dan mengandung banyak ATP untuk
energi pergerakan ekor
|
Oosit
|
|
Oosit katak(Rana cancrivora)
|
Oosit tikus (Rattus sp).
|
Gambar Pengamatan
Gambar literatur
|
Gambar Pengamatan
Gambar Literatur
|
Telur dihasilkan di dalam ovarium. Sel oogonia yang bersifat diploid membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Kemudian ribuan oosit primer
memulai suatu periode pertumbuhan yang masing-masing oositnya terselubung
dalam seberkas sel yang disebut folikel. Bahan makanan dialihkan dari sel-sel
folikel tersebut ke oosit yang sedang tumbuh. Ketika tahap ini selesai, sel
telur diselubungi oleh membran vitelin.
Katak memiliki dameter telur 1,7mm, butiran pigmen mengisi hampir 2/3
bagian telur sejak dari kutub animal. Kutub vegetal tidak berpigmen, putih.
Yolk berada di daerah kutub vegetal. Selaput berupa membran vitellin dan
jelly (lendir).
Pada katak, kutub animal akan jadi bagian antero-ventral embryo. Pada
katak kutub animal jadi bagian kepala, kutub vegetal jad bagian posterior
(ekor).
Pada ovum ini
inti berada di bagian dorsal dan disebut germinal
disc (cakram benih). Ovum katak memiliki 3 selaput telur, yakni :
-
selaput
primer yang dihasilkan oleh telur sendiri, disebut oolema atau membran
vitelin.
-
selaput
sekunder dihasilkan oleh sel pemelihara telur (sel folikel) bersama telur
sendiri, disebut zona radiata
-
selaput
tersier terbentuk setelah pembuahan, dihasilkan oleh kelenjar saluran kelamin
betina , berupa selaput lendir.
Berdasarkan deutroplasmanya, telur katak termasuk tipe
telur Mediolechital,
berdeutroplasma sedang, berupa lapisan didaerah kutub vegetal telur.
|
Telur dihasilkan di dalam ovarium. Sel oogonia yang bersifat diploid
membelah secara mitosis menghasilkan sel oogonia tambahan.
Pembentukan telur
mulai terjadi ketika ooogonia mulai tumbuh dan berubah menjadi oosit primer.
Sel-sel diploid ini memasuki profase dari pembelahan meiosis pertama dan
sejak saat itu perkembangannya berhenti. Perkembangan oosit primer lebih
lanjut tak terjadi sampai saat hewan siap memasuki periode kegiatan reproduksi.
Oosit primordial dan tahapan akhir folikel secara umum mengekspresikan
protein c-Kit dan mRNA, sampai terjadi penurunan ekspresi dalam folikel
antrum. Analisis in situ hibridisasi pada ovarium, disiapkan pada pre dan
postnatal pada tikus, menampilkan ekspresi pertama c-Kit terjadi pada
prenatal khususnya pada fase diploten pada profase mitosis pertama (Gwatkin,
1993).
Ovum tikus memiliki diameter 0,13 mm. Yolk tersebar halus sehingga tak
kendara. Sebelah luar membran vitellin ada zona pelucida yang tebal. Ketika
telur baru keluar dari ovarium zona pelucida masih diselaputi oleh sel-sel
folikel yang membentuk selaput tersendiri, disebut corona radiata.
Ada 3 selaput telur yang melindungi ovum/oosit tikus, yakni :
-
selaput
primer yang dihasilkan oleh telur sendiri, disebut oolema atau membran
vitelin.
-
selaput
sekunder dihasilkan oleh sel pemelihara telur (sel folikel) bersama telur
sendiri, disebut zona pellucida
-
selaput
tersier terbentuk setelah pembuahan, dihasilkan oleh kelenjar saluran kelamin
betina , berupa selaput albumen.
|
Keterangan
tambahan :
Ø Sperma pada testis :
Spermatogenesis
berlangsung di dalam testis tepatnya pada dinding tubulus seminiferus. Proses
spermatogenesis berlangsung dari tepi ke bagian dalam (lumen). Adapun tahapan
proses tersebut adalah sebagai berikut:
-
Spermatogonium: bentuk
agak oval, tersusun secara berderet, terletak pada membran basalis, intinya
tidak tampak.
-
Spermatosit: terdiri
dari spermatosit primer dan sekunder, dimana spermatosit primer letaknya agak
jauh dari membran basalis, sedangkan spermatosit sekunder letaknya lebih dekat
dari membran basalis.
-
Spermatid: ukurannya
kecil, letaknya lebih dekat dengan lumen, bentuknya bulat.
-
Spermatozoa: pada
mikroskop berupa garis-garis panjang bergerombol dan terletak di dalam lumen.
-
Sel sertoli: berperan
dalam menyusun dinding tubulus seminiferus dan berfungsi nutritive, proteksi,
dan regulator.
-
Sel interstitial:
terleak di antara tubulus seminiferus dengan komponen seluler utamanya adalah
sel leydig yang berfungsi untuk mensintesis hormon androgen, misalnya
testosteron.
Ø Sperma padaepididimis :
Pada hewan-hewan yang tidak memiliki epididimis, testis
menjadi tempat perkembangan serta maturasi sperma. Jadi pada hewan – hewan
tersebut sperma yang dikeluarkan dari testis merupakan sperma yang matang,
mempunyai motilitas dan mempunyai kemampuan untuk membuahi sel telur. Pada
hewan – hewan yang memiliki epididimis, sperma yang berada di dalam tubulus
seminiferus atau yang dikeluarkan dari testis belum motil, motilitasnya baru
diperoleh setelah mengalami aktivasin atau pematangan fisiologia di dalam
epididimis. Spermatozoa dapat disimpan dalam epididimis dan vas deferens selama
beberapa hari sampai beberapa bulan.
Ø Sperma pada Fas Deferens :
Vas deferens atau ductus deferens mengangkut
sperma dari cauda epididymis ke urethra. Dindingnya mengandung otot- otot licin
yang penting dalam mekanisme pengangkutan semen waktu ejakulasi. Dekat kepala
epididymis, vas deferens menjadi lurus dan bersama buluh- buluh darah dan lympe
dan serabut- serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan
melalui canalis inguinalis ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang
terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan
membesar membentuk ampullae ductus deferentis.
Selepas
dari epididimis, sperma akan masuk ke dalam sebuah tabung otot yang disebut vas
deferens. Jutaan sperma memasuki vas deferens setiap harinya. Vas deferens
membentang dari epididimis ke uretra. Dari sini, sperma akan dipersiapkan untuk
keluar melalui penis. Vas deferens juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sperma (Partodihardjo,S 1992).
Kesimpulan
·
Struktur morfologi
spermatozoa dapat dibedakan menjadi kepala, badan, dan flagellum (ekor). Bentuk sperma sendiri ada bermacam-macam dan
spesifik pada tiap spesies yang berbeda.
·
Sebagian besar
struktur dalam sel telur adalah sama seperti yang di setiap sel hewan lainnya
namun diberi nama khusus. Struktur ovum secara umum terdiri dari, inti disebut
sebagai vesikel germinal dan nukleolus sebagai tempat germinal. Sitoplasma sel
telur disebut ooplasm (berarti bahan telur) atau vitellus sebagai
pelindung/proteksi. Membran plasma dari sel telur disebut membran vitelline,
dan memiliki fungsi yang sama seperti pada sel lain, terutama untuk mengontrol
apa yang masuk dan keluar dari mereka. Zona pelusida, lebih dikenal sebagai
‘jelly mantel’, adalah yang tebal, lapisan berbasis protein meliputi bagian
luar membran vitelline yang membantu melindungi sel telur. Lapisan terluar
disebut korona radiata. Hal ini terdiri dari beberapa baris sel granulosa yang
mrmbiarkan telur menempel setelah dikeluarkan dari folikel. Sel
kelamin katak betina terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
-
Growing oocyte
-
Tunicular rapture
ovarium
-
Ovarium egg
-
Body cavity egg
-
Oviduct egg (Yatim,
1990)
·
Perbedaan
sel kelamin yang telah diamati
adalah sebagai berikut :
Pembeda
|
Katak
|
Tikus
|
Sperma
|
-
Memiliki
bentuk kepala meruncing
-
flagel yang
lebih panjang.
|
-
Memiliki
bentuk kepala seperti kait
-
flagel lebih
pendek dibanding sperma katak.
|
Ovum
|
-
Pembelahan
meiosis II terjadi sebelum telur dibuahi,
-
lapisan
telur terdiri dari membran vitelin, zona radiata, dan selaput lendir
-
diameter
telur 1,7 mm
|
-
pembelahan meiosis
II terjadi setelah telur dibuahi
-
lapisan
telur terdiri dari membran vitelin, zona pellicida, dan albumen
-
ukuran telur
0,13 mm
|
Daftar Pustaka
Gwatkin. R.B.L. 1993. Gene
In Mammalian Reproduction. Wiley-Lissa Publication. Ohio.
Kastawi, Yusuf.dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Jica: Malang.
Patihardjo. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara
Sumber Widya
Sukra, Yuhara. 2000. Wawasan
Ilmu Pengetahuan Embrio : Benih Masa Depan. DIRJEN. Pendidikan Tinggi
DEPDIKNAS: Jakarta.
Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi
dan Embriologi. Bandung : Penerbit Tarsito
Zikri, Elfira Ashafahani. 2010. Motilitas dan Viabilitas Sepermatozoa Mencit Setelah Pemberian Ektrak
Temu Putih. Jurnal Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Udayana. 14(1): 20−13.
Lampiran
1
lembar laporan sementara
1
lembar dokumentasi praktikum
1
lembar jawaban pertanyaan
Mengetahui, Surakarta,
7 April 2015
Asisten Praktikan,
Hilda
Rahmawati
NIM. NIM.
K4312030
Pengamatan sel kelamin kelompok 7
Jawaban
DIskusi
1.
Semua sel telur hewan vertebrata memiliki folikel karena folikel-folikel
merupakan tempat perkembangan sel telur. Sel telur matang mengalamii ovulasi.
2.
Tidak, sperma pada testis belum siap untk membuahi. Sperma akan mengalami
pematangan di saluran epididimis.
3.
karena ada saat dioviposisikan, embrio harus dilindungi dari perubahan iklim,
pH, dan lingkungan, ketika tidak ada cangkang embrio ttidak bisa bertahan di
kondisi seperti itu.
Evaluasi
1. – Katak di
tubulus seminiferus
- Tikus di vas deferens
2.
3. Susunan
folikel ovarium katak dan tikus
a. Folikel
primer
Terletak
di tepi kortek, dibangun oleh oosit I dan selapis sel folikeel (sel granulose),
berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulose dipisahkan oleh zona
pelusida.
b. Folikel
sekunder
Terletak
lebih ke tengah, ukurannya lebih besar, terdiri dari sebuah oosit I yang
dilapisi oleh bebrapa sel granulose.
c. Folikel
tersier
Volume
stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah banyak. Terdapat beberapa
celah (antrum) diantara sel-sel granulose. Jaringan ikat stroma yang terdapat
diluar stratum granulosun menyusun diri membentuk teka interna dan eksterna.
d. Folikel
matang (folikel de graff)
Folikel
ini siap diovulasikan. Berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga
besar berisi cairan folikel (liquor
folliculi). Oosit dikelilingi oleh sel granulosa yang disebut corona radiate, dihubungkan dengan
sel-sel granulose oleh tangkai penghubung yang disebut cumulus oophorus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar