Minggu, 31 Mei 2015

LAORAN ESTIMASI PUPULASI



ESTIMASI POPULASI
DENGAN METODE SIMULASI CMRR
(Capture, Mark, Release, and Recapture)
Laporan Resmi Praktikum Ekologi Hewan





Disusun oleh:

Nama                    : Hilda Rahmawati
NIM                      : K43120xx
Kelas                     : A
Kelompok             : 6






PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015


Laporan Resmi Praktikum
Ekologi Hewan

I.              Judul
ESTIMASI POPULASI DENGAN METODE SIMULASI CMRR (Capture, Mark, Release, and Recapture)

II.           Tujuan
1.      Menerapkan metode CMRR untuk memperkirakan besarnya populasi simulasi
2.      Membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu Peterson dan Schnabel

III.        Data Pengamatan
No
C (Capture)
M (Mark)
T (Release)
R (Recapture)
1
9
0
9
0
2
8
9
2
6
3
5
11
3
2
4
5
14
0
5
5
6
14
2
4
6
8
16
2
6
7
5
18
1
4
8
5
19
1
4
9
6
20
0
6
10
6
20
0
6

IV.        Dasar Teori
Hewan sebagai komponen penyusun komuni-tas biotik dalam suatu ekosistem mempunyai peran dan fungsi penting untuk habitat dan lingkungan serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan adalah faktor-faktor di luar makhluk hidup yang berpenga-ruh langsung pada kemungkinan hewan untuk dapat bertahan hidup, tumbuh dan berkembang-biak. Lingkungan ada yang berhubungan langsung dan ada yang tidak langsung dengan suatu organisme. Kondisi-kondisi lokal yang berhubungan langsung dengan suatu organisme disebut ling-kungan mikro, sedang seluruh kondisi abiotik yang ada di luar lingkungan mikro disebut lingkungan makro. Di dalam habitatnya organisme sudah menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada seingga mampu bertahan hidup, tumbuh dan berkembangbiak.
Suatu komunitas terdiri dari berbagai kumpul-an populasi yang saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu dalam komunitas berarti ada keane-karagaman jenis-jenis ynag terkumpul membentuk populasi dan saling berinteraksi antar populasi tersebut membentuk komunitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam komunitas salah satu cirri utama adalah adanya keanekaragaman jenis.  Keanekaragaman jenis dari seluruh jumlah jenis di dalam komponen tropik atau dalam suatu komunitas secara keseluruhan ditentukan oleh jenis yang jarang, dominan, atau umum (Odum, 1971). Untuk mengetahui keanekaragaman suatu organisme maka kita harus mengetahui kemelimpahan suatu indi-idu, kemelimpahan dapat di ketahui dengan meng-gunakan beberapa metode yaitu CMRR (Capture, Mark, Release, dan Recapture).
Metode CMRR terdiri dari beberapa cara yaitu single mark-recapture (Metode Petersen), repeated mark-recapture (Metode Schnabel), multiple mark-recapture (Metode Jolly-Seber), dan triple-catch method. Metode CMRR dikembangkan untuk meng-atasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. Prinsip umum per-cobaan CMRR adalah untuk menandai individu dalam penangkapan sesi pertama dan kemudian untuk mencatat proporsi individu yang ditandai dalam penangkapan sesi berikutnya (Williams et al., 2001).
Metode ini sangat penting dalam ekologi hewan sebab tidak hanya perkiraan kerapatan yang diperoleh tetapi perkiraan laju kelahiran dan laju kematian populasi yang dikaji juga diketahui.syarat berlakunya metode CMRR yaitu : Pergantian antar individu rendah (tidak mudah mati, tidak mudah besar, tidak mudah berkembang biak). Metode ini mengasumsikan bahwa populasi tertutup (tidak ada imigrasi, emigrasi, kelahiran atau kematian antara pemberian tanda dan penangkapan kembali). Metode ini juga mengasumsikan semua anggota populasi sama-sama mungkin ditandai dan ditang-kap kembali, dan hewan ditandai secara acak didis-tribusikan dalam populasi hingga saat penangkapan kembali (McFarlane, 2003).
Southwood (1971) dalam Adisendjaja et.al (2001) menyebutkan dalam pelaksanaan metode ini perlu diasumsikan bahwa:
1.  Hewan yang ditandai tidak terpengaruh dan tidak mudah hilang.
2.  Hewan yang tercampur secara homogen dalam populasi.
3.  Populasi harus dapat sistem tertutup (tidak ada emigrasi atau imigrasi dapat dihitung).
4.  Tidak ada kelahiran dan kematian dalam periode sampling.
5.  Hewan yang tertangkap sekali atau lebih, tidak akan mempengaruhi penangkapan selanjutnya.
6.  Populasi dicuplik secara random dengan asumsi:
       a.   Semua kelompok umur dan jenis kelamin dapat ditangkap secara proporsional.
    b. Semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk tertangkap (probabilitas tertangkapnya hewan yang ditandai sama untuk setiap anggota populasi atau “equal catchability”.
7.  Sampling dilakukan dengan internval waktu yang tetap termasuk penangannnya tidak terlalu lama.
8.  Hewan yang ditandai mempunyai probabilitas kesintasan.
Untuk mengetahui jumlah individu populasi hewan di tempat tertentu, ada berbagai cara penaksiran yang dapat digunakan. Salah satunya adalah menggunakan metode CMRR. Metode ini umum diterapkan pada hewan-hewan yang ber-pindah. Rumus dasar yang digunakan untuk peng-hitungan adalah rumur Peterson yaitu:
Untuk menghitung kesalahan (eror) metode CMRR dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (standar eror) dengan rumus:
Setelah menentukan standar eror, kemudian ditentukan selang kepercayaannya dengan rumus:
T
:
(df, a), lihat tabel distribusi t dengan df= ¥, dan aadalah tingkat signifikansi
N
:
Cacah hewan di alam/ dalam populasi
M
:
Cacah hewan yang tertangkap pada penangkapan pertama dan ditandai
N
:
Cacah hewan yang tertangkap pada penangkapan kedua, terdiri atas hewan yang tidak bertanda dan hewan yang bertanda hasil penangkapan kedua
R
:
Cacah hewan yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua
Untuk memperbaiki kekurangan akurasi metode Peterson (karena sampel yang diambil relatif kecil), dapat digunakan metode Schnabel. Metode Schnabel selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Petersen, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan pada periode sampling yang berikutnya. Pada metode ini, penangkapan, penandaan dan pelepasan kembali hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini besarnya populasi dapat diduga dengan rumus:
Karena pengambilan sampel dengan cara diatas dilakukan berulang kali, maka hal ini akan mengurangi kesalahan sampling. Kesalahan baku (SE) metode ini dihitung dengan rumus: 
Setelah ditentukan standar errornya, kemu-dian ditentukan selang kepercayaannya dengan rumus :
T
=
(df, a), lihat tabel distribusi t dengan df = ¥, dan a adalah tingkat signifikasi
K
=
Jumlah periode sampling
N
=
cacah hewan di alam/dalam populasi
Mi
=
Jumlah total hewan yang tertangkap pada periode ke-i ditambah periode sebelumnya/jumlah total hewan yang bertanda
Ni
=
Jumlah hewan yang tertangkap pada periode ke-i
Ri
=
Jumlah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke-i

V.           Alat dan Bahan
1.      Stoples 2 buah
2.      Kancing baju warna hitam dan putih dalam jumlah tertentu

VI.   Pembahasan
Praktikum dengan judul “Estimasi Populsai menggunakan metode CMMR” ini bertujuan untuk menerapkan metode CMMR (Capture, Mark, Release, and Recapture) untuk memperkirakan besarnya populasi simulasi, serta membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu Peterson dan Schanable.
Prinsip kerja dari percobaan estimasi populasi dapat ditulis sebagai berikut :
KH sebagai populasi
KM sebagai populasi ditandai
diambil secara acak, sejumlah KHa
KHa sebagai Capture 1
kancing dikembalikan  (KMa) dan diambil lagi secara acak
KHa ditandai menjadi KMa; dianggap sebagai Release1
pengambilan ulang secara acak, sejumlah KHb+KMa
KHb+KMa sebagai Capture 2
KHb ditandai menjadi KMb; dianggap sebagai Release2
KMa dikembalikan ulang, KHb ditandai menjadi KMb
KMa sebagai Recapture2
KMa sebagai Mark 2
Keterangan :
KH : Kancing Hitam
KM : Kancing Merah
Mark 1 and Recapture 1 =  0
 
Suin (1989), menyatakan bahwa kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi tidak begitu tepat jika digunakan untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya. Pengukuran dalam membandingkan suatu komunitas dengan komunitas yang lain biasanya dilakukan menggunakan kepadatan relative. Kepadatan relative dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut dan dinyatakan dalam bentuk persentase.
Kerapatan/kepadatan populasi dapat diartikan sebagai ukuran besarnya populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kerapatan populasi dapat dibedakan menjadi 2, yakni kerapatan kasar (cacah atau biomassa persatuan ruang total), dan kerapatan ekologik (cacah individu biomassa persatuan ruang habitat). Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1.      Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2.      Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi(Peterson) (Soetjipta,1992).
Abadi, et al (2012), menyatakan bahwa kelangsungan hidup hewan di lingkungan liar merupakan komponen kehidupan yang sangat penting, dan kelangsungan hidup hewan ini berperan penting untuk memahami pola-pola sejarah hidup, tekanan evolusi di alam, dan konservasi populasi. Perkembangan model penelitian Capture, Mark, Release, and Recapture telah merevolusi pengetahuan cara bertahan hidup dari hewan yang berada di lingkungan liar. Secara teori, metode ini memberikan estimasi survival berisi metode untuk menggabungkan perkiraan probabilitas deteksi (yaitu probabilitas merebut kembali/resighting seorang individu yang hidup dalam populasi pada saat survei) ke dalam estimasi probabilitas kelangsungan hidup. Data yang diperoleh dari percobaan CMRR digunakan sebagai indeks untuk menentukan besarnya ukuran suatu populasi (Abadi, et al. 2010). 
Merckx, et al (2010), menyatakan bahwa syarat digunakannya metode CMMR untuk menganalisis kepadatan populasi adalah populasi tersebut harus berada dalam wilayah yang luas, sehingga tidak terbatas pada wilaya tertentu.
Metode Capture, Mark, Release, and Recapture sering disebut juga sebagai metode Capture, Mark, and Recapture, dibagi menjadi Traditional Capture, Mark, and Recapture (CMR), dan Multiple Capture, Mark, and Recapture (MSMR). Metode CMR dilakukan untuk mempelajari dinamika temporal populasi dari berbagai spesies, sementara metode MSMR dilakukan melalui metode CMR yang mengalami pengulangan perlakuan dalam jarak waktu tertentu, misalnya dalam jarak 1 tahun (Buchanan, 2010). Utuk metode CMR biasanya dilakukan perhitungan menggunakan Metode Linceln-Peterson, sementara metode MSMR dihitung menggunakan metode Schanable.
1.      Metoda Linceln-Peterson
Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. (Odum dan Howard, 1992).
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus: N/M=n/R atau N=(M)(n)/R.
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada  penangkapan kedua.
Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE) (Sukarjo,1989).
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya: N=(1)(SE). Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05. Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka dihitung dengan rumus : D=N/A   (Sukarjo,1989).
2.      Metode Schnabel
Sudarsono (1978) menyatakan bahwa untuk menetukan estimasi populasi populasi dapat dengan rumus :
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni=  adalah hewan yang tertangkap pada periode i
Ri= adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke I karena pengambilan sample diatas akan mengurangi kesalahan sampling.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
No
C
M
T
R
M2
CM
(CM)2
MR
CM/R
ΣR
R2
(CM)2/R
R2/C
(CM)2/MR
1
9
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
~
0
2
8
9
2
6
81
72
5184
54
12
6
36
864
4.5
96
3
5
11
3
2
121
55
3025
22
27.5
8
4
1512.5
0.8
137.5
4
5
14
0
5
196
70
4900
70
14
13
25
980
5
70
5
6
14
2
4
196
84
7056
64
21
17
16
1764
2.67
110.25
6
8
16
2
6
256
128
16384
96
21.33
23
36
2730.67
4.5
170.67
7
5
18
1
4
324
90
8100
72
22.5
27
16
2025
3.2
112.5
8
5
19
1
4
361
95
9025
76
23.75
31
16
2256.25
3.2
118.75
9
6
20
0
6
400
120
14400
120
20
37
36
2400
6
120
10
6
20
0
6
400
120
14400
120
20
43
36
2400
6
120
Σ
63
141
20
43
2335
834
82474
694
87
205
221
10433
17
406
Keterangan :
C = Tangkapan total selama pengambilan sample
M = Cacah individu yang ditandai
T = Cacah individu yang ditandai dalam periode sampling tertentu
R = Cacah individu yang ditandai dan tertangkap lagi
Untuk mengetahui estimasi populasi, maka data perhitungan tersebut harus dikelola menggunakan rumus Linceln-Peterson dan Schanable, sebagai berikut :
A.    Analisis Kuantitatif
No
x
x-x
(x-x)2
1
9
2,7
7,29
2
8
1,7
2,89
3
5
-1,3
1,69
4
5
-1,3
1,69
5
6
0,3
0,09
6
8
1,7
2,89
7
5
-1,3
1,69
8
5
-1,3
1,69
9
6
0,3
0,09
10
6
0,3
0,09
Σ
63

20,1


1)      Rumus Peterson
·         N= ∑  = 87  ..........................................................(à) 
·                                               Varians =  -1,0025 ........................... (b)
·         Standar Error =
=  = 30,84
·         Standar deviasi =
=  = 1,49
·         N relative = N±sd = 87 ± 1,49
·         Syarat kekontinuan = Sd ≤ 10% X
= 1,49 ≤ 0,63; maka tidak kontinue  
No
x
x-x
(x-x)2
1
9
2,7
7,29
2
8
1,7
2,89
3
5
-1,3
1,69
4
5
-1,3
1,69
5
6
0,3
0,09
6
8
1,7
2,89
7
5
-1,3
1,69
8
5
-1,3
1,69
9
6
0,3
0,09
10
6
0,3
0,09
Σ
63

20,1

 

2)      Rumus Schanable
·         N=  =  =19,39  ..........................................à (
·                                                Varians  = - 2,088 .........................à (b)
·         Standar Error =
=  = 4,68
·         Standar deviasi =
=  = 1,49
·         N relative = N±sd = 19,39 ± 1,49
·         Syarat kekontinuan = Sd ≤ 10% X
= 1,49 ≤ 0,63; sehingga tidak dapat kontinue 
B.     Analisis Kualitatif
Praktikum dilakukan dengan menerapkan prinsip metode CMRR (Capture, Mark, Release, and Recapture) untuk memperkirakan jumlah populasi (mengestimasi populasi) dan membandingkan perhitungan dari rumus Linceln-Peterson dan Scanable.
Percobaan dilakukan menggunakan imitasi populasi menggunakan kancing, dimana praktikan menggunakan kancing hitam sebagai model populasi di lingkungan dan kancing merah sebagai populasi pengganti dari sample yang telah tertangkap dan ditandai.
Dalam melakukan perhitungan estimasi populasi hewan digunakan rumus Linceln-Patterson dan Schanabel diperoleh hasil:
·         Penggunaan rumus Linceln-Petterson menunjukkan hasil perkiraan jumlah total populasi sejumlah 87 dengan nilai variansi 1,0025; standart error 30,84; standart deviasi 1,49; dan N relative sebesar 87 ± 1,49. Hasil tersebut menunjukkan ketidakakuratan perhitungan, ditunjukkan dari tingginya nilai standart error yang diperoleh.
·         Penggunaan rumus Schanable menunjukkan hasil perkiraan jumlah total populasi sejumlah 19,39 dengan nilai variansi -2,088; standart error 4,68; standart deviasi 1,49; dan N relative sebesar 19,39 ± 1,49. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai jumlah populasi hampir mendekati jumlah sesungguhnya, dapat dilihat dari nilai standart error yang rendah.
·         Berdasarkan kedua hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan data bahwa hasil perhitungan menggunakan rumus Schanable memiliki keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan rumus Linceln-Peterson. Dengan kata lain, perhitungan menggunakan rumus Schanable menunjukkan hasil lebih mendekati ukuran populasi sebenarnya daripada perhitungan menggunakan rumus Linceln-Peterson.


VII.     Kesimpulan
·         Untuk menentukan estimasi populasi dapat dilakukan dengan metode penelitian Capture, Mark, Release, and Recapture (CMRR), yang dapat dibagi menjadi Traditional Capture, Mark, and Recapture (CMR) atau sering disebut Single CMRR dengan analisis data menggunakan perhitungan Linceln-Petterson, dan Multiple Capture, Mark, and Recapture (MSMR) atau sering disebut Multiple CMRR dengan analisis data menggunakan perhitunagan Schanable.
·         Untuk melakukan percobaan CMRR dapat dilakukan simulasi menggunakan kancing baju yang memiliki dua warna berbeda, yakni 1 warna sebagai model populasi di alam bebas, dan warna yang lain populasi yang sudah diambil sample dan ditandai.
·         Berdasarkan hasil perhitungan estimasi populasi, diperoleh hasil bahwa penggunaan rumus Schabel lebih akurat dibandingkan perhitungan menggunakan rumus Linceln-Petterson, dimana hasil N-relative dari perhitungan Petterson menunjukkan angka 87 ± 1,49, sementara N-relative dari ruus Schanable adalah 19,39 ± 1,49.


VIII.  Daftar Pustaka
Abadi, Fitsum., Andre Botha., Res Altwegg. (2012). Revisiting the Effect of Capture Heterogeneity on Survival Estimates in Capture-Mark-Recapture Studies: Does It Matter?. PLoS ONE 8(4): e62636
Abadi, Fitsum., Olivier Gimenez., Raphae¨ L Arlettaz., And Michael Schaub. (2010). An Assessment of Integrated Population Models: Bias, Accuracy, and Violation of The Assumption of Independence. Ecology 91 (1) : 7–14
Buchanan, Rebecca A., John R. Skalski. (2010). Using Multistate Mark-Recapture Methods to Model Adult Salmonid Migration in an Industrialized River. Ecological Modelling 221 : 582–589
Odum, Howard, T, 1992. Ekologi Sistem. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Merckxa, Thomas., Ruth E. Febera., Claire Mclaughlana., Nigel A.D. Bournb., Mark S. Parsonsb, Martin C. Townsenda, Philip Riordana, David W. Macdonald. (2010). Shelter Benefits Less Mobile Moth Species: The Field-Scale Effect of Hedgerow Trees. Agriculture, Ecosystems and Environment xxx : xxx–xxx
Sudarsono. (1978). Analisa Statistika. Jakarta : Aneka Cipta.
Soetjipta. (1992). Dasar-dasar Ekologi Hewan. Jakarta : DeptDikBud DIKTI.
Suin, N. M. (1989). Ekologi Umum. Yogyakarta : UGM Press.
Sukarjo. (1989). Biostatistika. Yogyakarta : UGM Press.

IX.        Lampiran
2 lembar laporan sementara
1 lembar dokumentasi praktikum
   lembar halaman jurnal daftar pustaka

                                                                                         Surakarta, 29 Mei 2015
Asisten                                                                              Praktikan


_______________                                                           ________________
NIM.                                                                                 NIM. K43120xx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar