Rabu, 25 Februari 2015

LAPOAN OSMOSIS


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
OSMOSIS


A.    JUDUL
Pengaruh membran pada jaringan pepaya jinggo terhadap proses osmosis.

B.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah pengaruh membran pada jaringan pepaya jinggo terhadap proses osmosis?

C.     TUJUAN
Mengetahui pengaruh membran pada jaringan pepaya jinggo terhadap proses osmosis.

D.    DASAR TEORI
Menurut Kompiang Wirawan (2013), osmosis adalah teknik pemindahan air berdasar gradien potensial kimia melalui membrane semipermiabel.
Sementara menurut Sudjadi 2007 dalam Afri Arlita 2013, osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membrane diferensial parmeabel. Osmosis dikenal juga sebagai difusi dengan kategori khusus. Adapun yang dimaksud air dalam proses osmosis tersebut adalah air dalam keadaan bebas yang tidak terikat dengan jenis molekul–molekul seperti gula, protein, atau larutan yang lain. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan osmosis.
Peristiwa osmosis juga tidak dapat dipisahkan dari istilah membrane semipermeable. Membran semipermiabel adalah suatu membran yang dapat dilewati oleh cairan seperti air, tapi tidak dapat dilewati oleh cairan lain dari arah yang berlawanan. Mengingat sifat membran semipermiabel yang selektif, maka zat terlarut (solut) diasumsikan tidak dapat mendifusi melalui membrane ke arah sebaliknya. Sebenarnya terjadi perpindahan massa dua arah, namun yang paling dominan adalah perpindahan massa air ke larutan yang konsentrasinya lebih tinggi. (Ponting dkk. 1996 dalam Kompiang Wirawan 2013).
Bentuk, ukuran dan ketebalan potongan buah berpengaruh terhadap kehilangan air, kehilangan air meningkat dengan peningkatan luas permukaan potongan buah. Panagiotou et al., 1998 menyatakan bahwa ukuran sampel buah memiliki pengaruh negatif pada kehilangan air selama perlakuan osmosis. Amarowicz, 2012 mengamati bahwa koefisien distribusi air menurun dengan meningkatnya suhu dan luas permukaan dan meningkat dengan bertambahnya konsentrasi larutan dan ketebalan dimensi geometris minimum.
Pada percobaan kali ini, jenis membrane yang di uji osmosis oleh penulis adalah membrane dari jaringan buah pepaya jingo. Menurut Haryoto 1998 dalam skripsi Choirun Nisa 2008, pepaya jingo termasuk salah satu varietas jenis pepaya semangka. Pepaya semangka memiliki daging buah yang tebal, berwarna merah menyerupai daging buah semangka dan memiliki citarasa manis.
Pepaya merupakan buah yang dapat dengan mudah dijumpai, memiliki beraneka ragam manfaat dan memiliki karakteristik daging buah yang berserat dan berair. Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan seki­tar Meksiko dan Costa Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam, baik di daerah tropis maupun subtropis, di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 dpl). Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Pepaya merupakan salah satu dari con­toh makanan berserat dengan kandungan air cukup banyak. Dalam 100 gram daging buah pepaya mengandung kalori 46 kalori, protein 0,5 gram, karbohidrat 12,2 gram, vitamin A 365 miligram, vitamin B1 0,04 miligram, vitamin C 78 miligram, air 86,7 gram, dan serat 0,7 gram (Soegeng Santoso 1999 dalam Hary Cahyati 2013).

E.     HIPOTESIS
Membran pada jaringan pepaya jinggo berpengaruh terhadap proses osmosis.

F.      ALAT DAN BAHAN
Alat:
-          Neraca analitis                      1 buah            
-          Alat pelubang                       1 buah
-          Gelas plastik                         4 buah
-          Stopwatch                             4 buah
-          Kertas label                           secukupnya 
-          Spatula                                 1 buah
-          Pipet tetes                             1 buah
-          Kaca arloji                             1 buah
-          Gelas ukur 10 ml                   1 buah
-          Gelas ukur 100 ml                 1 buah
-          Labu ukur 1000 ml               2 buah
-          Botol semprot                       1 buah
-          Corong                                  1 buah
-          Cutter                                    1 buah
-          Pinset                                                2 buah
-          Magnetic stirer                      1 buah
-          Gelas beker 600 ml               2 buah

Bahan:
-          Pepaya jinggo                       4 buah
-          Air keran                               244 ml
-          Bubuk teres (kuning)            5 gram
-          Bubuk teres (merah)             0.1 gram

G.    CARA KERJA
1.    Membuat larutan teres
·      Menghitung banyaknya bubuk teres yang dibutuhkan untuk membuat larutan teres dengan konsentrasi 0,1 %; dan 5% (untuk angkatan)
Konsentrasi % = gr / 100 ml
Konsentrasi 0,1%      = m/v x 1000
                 0,1     = m/100 x 1000
                 m       = 1 gram


Konsentrasi  5% =m/v x 500
                 5        = m/100 x 500
                 m       = 25 gram
·      Menimbang bubuk teres sesuai hasil perhitungan dari tiap-tiap konsentrasi dengan menggunakan neraca analitis.
·      Memasukkan bubuk teres ke dalam 2 gelas bekker berukuran 100 ml yang berbeda sesuai dengan konsentrasi yang akan dibuat.
·      Melabeli masing-masing gelas bekker sesuai dengan konsentrasi.
·      Menuangkan air kran sebanyak 20 ml pada masing-masing gelas bekker.
·      Menghomogenkan masing-masing konsentrasi larutan teres dengan menggunakan magnetik stirer.
·      Menuangkan masing-masing larutan teres yang telah homogen ke dalam labu ukur 1000 ml (untuk teres merah) dan menuang kedalam labu ukur 500 ml (untuk teres kuning) dengan  menggunakan corong.
·      Melabeli masing-masing labu ukur sesuai dengan konsentrasi.
·      Menambahkan air kran ke dalam masing-masing labu ukur hingga volume 1000 ml (teres merah) dan 500ml (teres kuning).
·      Menghomogenkan masing-masing larutan teres dalam labu ukur dengan cara menggoyang-goyangkan.
·      Membagi masing-masing larutan teres ke masing-masing praktikan
2.      Membuat bahan
·      Menyiapkan alat dan bahan
·      Memotong bahan (masing-masing) berbentuk silinder dengan ukuran diameter 1,5 cm dan tinggi 4 cm menggunakan alat pencetak
·      Melubangi bahan dengan alat pelubang dengan diameter 1 cm dan kedalaman 3 cm, sehingga terbentuk bahan dengan ketebalan 0,25
3.      Pengamatan Osmosis
·      Menyiapkan larutan teres dengan konsentrasi 0,1 dan 5
·      Meletakkan bahan yang telah dipotong dan dilubangi ke dalam aqua gelas
·      Menuangkan larutan teres kuning konsentrasi 5 % ke dalam lubang bahan sebanyak (1 ml)
·      Menuangkan larutan teres merah konsentrasi 0,1 % sebanyak (50 ml)  ke dalam aqua gelas
·      Mengamati proses osmosis yang terjadi selama 2 jam menggunakan stopwatch
·      Menghitung pertambahan volume yang terdapat dalam lubang bahan dengan menggunakan pipet tetes dan gelas ukur
·      Mengulangi percobaan hingga 3 kali pengulangan
·      Mencatat hasil dalam tabel pengamatan


H.    DATA YANG DIPEROLEH


Pertambahan volume didalam rongga membran pada jaringan pepaya jinggo (ml)
Rata- Rata pertambahan volume (ml)
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
Larutan teres
0
0.1
0.1
0.067
Kontrol
-0.1
0
0
-0.03

Pengkorelasian kedalam bentuk grafik :


I.       PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaan osmosis yang telah dilakukan pada praktikum fisiologi tumbuhan ini adalah untuk mengetahui pengaruh membran pada jaringan pepaya jinggo terhadap proses osmosis.
Prinsip kerja praktikum yang telah dilaksanakan terdiri dari 3 pokok besar, yakni prinsip kerja membuat larutan teres, prinsip kerja membuat bahan, dan prinsip kerja melakukan serta mengamati peristiwa osmosis. Pada kegiatan praktikum kali ini, kegiatan pembuatan larutan teres dan pembuatan bahan dilakukan secara bersama-sama, dengan pembagian tugas kepada setiap individu.
Pada pembuatan larutan teres, kegiatan yang dilakukan pertama kali adalah menghitung berapa banyak serbuk teres yang diperlukan dalam pembuatan larutan. Perhitungan dilakukan untuk 2 konsentrasi yang berbeda menggunakan rumus “Konsentrasi % = gr/100ml”. Kegiatan selanjutnya adalah menimbang bubuk teres sesuai hasil perhitungan, kemudian memasukkan masing-masing hasil penimbangan kedalam gelas beker dan melabelinya. Kemudian menuangkan air kran kedalam masing-masing gelas beker dan menghomogenkannya menggunakan magnetic stirer. Setelah menjadi homogen, larutan dipindahkan kedalam labu ukur, kemudian melabeli labu ukur dan menambahkan air kran secukupnya pada labu ukur susuai konsentrasi yang diinginkan. Langkah selanjutnya adalah menghomogenkan larutan teres dalam labu ukur dengan menggoyang-goyangkannya. Setelah homogen, larutan teres diukur untuk selanjutnya dibagikan ke masing-masing praktikan.
Pada pembuatan bahan, kegiatan yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan praktikum. Selanjutnya adalah memotong bahan dengan bentuk silinder menggunakan alat sederhana. Pada praktikum kali ini, alat yang digunakan untuk memotong bahan adalah suatu alat berupa pipa yang berbentuk silinder. Setelah itu melubagi bahan yang sudah dibuat menggunakan alat khusus pembolong silinder. Bahan yang sudah jadi berupa tabung dengan diameter luar 1,5 cm dan tinggi 4 cm, serta diameter lubang dalam 1 cm dan kedalamannya 3 cm.
 

                                                                                                 1,5 cm
                                                                                                                  4cm       1 cm
Kegiatan inti dari praktikum ini adalah pada tahap melakukan serta mengamati peristiwa osmosis. Kegiatan yang pertama kali dilakukan pada tahap ini adalah menyiapkan larutan teres yang sudah dibuat, yakni larutan teres 0,1% dan 5%. Selanjutnya meletakkan bahan yang sudah dibuat ke dalam gelas aqua, dilanjutkan dengan penuangan larutan teres 5% sebanyak 1 ml ke dalam lubang bahan dan diikuti dengan penuangan larutan teres 0,1% sebanyak 50 ml kedalam gelas aqua. Setelah larutan teres masing-masing sudah dituangkan, kegiatan selanjutnya adalah mengamati perubahan yang terjadi pada bahan, yakni penambahan volume larutan teres dalam lubang bahan setelah 2 jam. Kemudian megulangi kegiatan percobaan osmosis sebanyak 3 kali, dan mencatat hasil pengamatan kedalam table pengamatan.

 






                                      Larutan teres merah 0,1%
                                    Larutan teres kuning 5%

Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membrane diferensial parmeabel (Sudjadi 2007 dalam Afri Arlita 2013).
Pada praktikum kali ini, pelarut yang digunakan adalah air, sementara zat terlarut yang digunakan sebagai pembeda konsentrasi adalah teres, dan jenis membrane yang digunakan adalah membrane pada papaya jingo. Dalam percobaan, variable terikat yang digunakan adalah pertambahan volume larutan dalam lubang buah, variable bebas berupa jenis membrane, dan variable kontrolnya adalah konsentrasi larutan, bentuk bahan, dan alat ukur yang digunakan.
Selain itu, pada praktikum kali ini juga dibuat percobaan kontrol terhadap buah yang diuji. Percobaa kontrol dilakukan dengan menggunakan bahan yang sama, yakni buah pepaya jinggo yang dipotong dalam bentuk silinder dengan lubang di tengahnya. Namun, perbedaan antara percobaan kontrol dibandingkan percobaan dengan perlakuan adalah dari media cairnya, dimana pada percobaan dengan perlakuan menggunakan larutan teres (air sebagai zat pelarut, dan teres sebagai zat terlarut) yang dibedakan konsentrasinya antara larutan dalam lubang bahan dan larutan diluar bahan. Sementara pada percobaan kontrol, media cair yang digunakan adalah air kran saja tanpa penambahan zat terlarut. Percobaan kontrol ini juga dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.
Pengukuran penambahan volume larutan dalam lubang bahan (buah papaya jingo) dilakukan setelah 2 jam dari proses penuangan larutan teres kedalam lubang bahan dan gelas aqua. Adanya penambahan volume dalam lubang bahan inilah yang menjadi indikator bahwa telah terjadi peristiwa osmosis pada jaringan papaya jingo melewati membrane semipermeabelnya.
 Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh data sebagai berikut :
1)         Pada percobaan pertama, volume awal larutan teres di dalam lubang buah pepaya jinggo adalah sebanyak 1 ml, setelah 2 jam volume larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo tetap 1 ml. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi penambahan volume larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo.
2)         Peda pengulangan ke-2, volume awal larutan teres di dalam lubang buah pepaya jinggo adalah sebanyak 1 ml, setelah 2 jam volume larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo berubah menjadi 1,1 ml. Hal ini menunjukkan terjadi penambahan volume larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo sebanyak 0,1 ml.
3)         Peda pengulangan ke-3, volume awal larutan teres di dalam lubang buah pepaya jinggo adalah sebanyak 1 ml, setelah 2 jam volume larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo berubah menjadi 1,1 ml. Hal ini menunjukkan terjadi penambahan volume larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo sebanyak 0,1 ml.
4)         Rata-rata pertambahan volume larutan teres di dalam lubang buah pepaya jinggo selama 2 jam adalah ( 0 + 0,1 + 0,1 ) / 3 = 0,067 ml, atau dapat dikatakan bahwa pertambahan volumenya adalah sebesar 0,0335 ml/jam.
5)         Pada percobaan control pertama, volume awal air kran di dalam lubang buah pepaya jinggo adalah sebanyak 1 ml, setelah 2 jam volume air kran dalam lubang buah pepaya jinggo berubah menjadi 0,9 ml. Hal ini menunjukkan terjadi pengurangan volume air kran dalam lubang buah pepaya jinggo sebanyak 0,1 ml.
6)         Pada pengulangan ke-2 percobaan control, volume awal air kran di dalam lubang buah pepaya jinggo adalah sebanyak 1 ml, setelah 2 jam volume air kran dalam lubang buah pepaya jinggo tetap 1 ml. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi penambahan volume air kran dalam lubang buah pepaya jinggo. 
7)         Pada pengulangan ke-3 percobaan control, volume awal air kran di dalam lubang buah pepaya jinggo adalah sebanyak 1 ml, setelah 2 jam volume air kran dalam lubang buah pepaya jinggo tetap 1 ml. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi penambahan volume air kran dalam lubang buah pepaya jinggo. 
8)         Rata-rata pertambahan volume air kran di dalam lubang buah pepaya jinggo selama 2 jam adalah ( -0,1 + 0 + 0 ) / 3 = -0,03 ml, atau dapat dikatakan bahwa volume air kran dalam lubang buah pepaya jinggo mengalami pengurangan sebanyak 0,03 ml dalam waktu 2 jam.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dikorelasikan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut :
     Dari data tersebut, dapat ditarik kesimpulan data bahwa :
1)      Pada percobaan dengan perlakuan, terjadi pertambahan volume larutan teres di dalam lubang buah pepaya jinggo.
2)      Pada percobaan control, terjadi pengurangan volume air kran di dalam lubang buah pepaya jinggo.


Ø  Konfirmasi teori :
Dalam Salisbury (1995), dinyatakan bahwa jika di suatu sisi membrane ada larutan dan di sisi lainnya ada larutan lainnya yang berbeda konsentrasinya, maka osmosis akan berlangsung. Larutan yang lebih pekat mempunyai potensial air lebih rendah (lebih negative), jadi air akan berdifusi ke daerahnya dari larutan lain sampai tekanannya naik ke suatu titik, yaitu sampai potensial airnya sama dengan potensial air larutan yang kurang pekat.
Berdasarkan teori diatas, maka hasil percobaan osmosis pada buah pepaya jinggo sudah sesuai teori, dimana dengan adanya perlakuan perbedaan konsentrasi antara larutan didalam lubang buah dengan larutan diluar buah menyebabkan terjadinya peristiwa osmosis. Peristiwa osmosis ditandai dengan bertambahnya volume larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo, karena konsentrasi larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo lebih pekat daripada larutan teres diluar buah yang mengakibatkan air berdifusi dari luar ke dalam. Skema osmosis yang terjadi pada buah papaya jinggo yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
 







Pada percobaan kontrol terjadi kesalahan, dimana seharusnya tidak terjadi penambahan maupun pengurangan air karena tidak terdapat perbedaan konsentrasi yang dapat menyebabkan terjadinya osmosis. Namun pada percobaan kontrol terjadi pengurangan volume air didalam lubang buah pepaya jinggo. Pengurangan volume air sebanyak 0,1 ml terjadi pada percobaan pertama. Terjadinya pengurangan volume air ini terjadi akibat adanya kesalahan praktikan dalam proses pengukuran yang kurang valid. Terdapat tetesan larutan yang tertiggal dalam pipet tetes saat memindahkan larutan dari bahan ke gelas ukur, sehingga hasil yang diukur pun juga mengalami kekeliruan.


Pertambahan volume didalam rongga membran pada jaringan pepaya jinggo (ml)
Rata- Rata pertambahan volume (ml)
Pengulangan 1
Pengulangan 2
Pengulangan 3
Larutan teres
0
0.1
0.1
0.067
Kontrol
-0.1
0
0
-0.03
Ø  Hasil dari perhitungan anova menggunakan ms.excel

Dari Data yang telah diperoleh, dihitung menggunakan uji anova menggunakan ms.excel dengan alfa = 1. Hasil dari uji anova adalah sebagai berikut :
Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups
Count
Sum
Average
Variance
Column 1
2
-0.1
-0.05
0.005
Column 2
2
0.1
0.05
0.005
Column 3
2
0.1
0.05
0.005
ANOVA
Source of Variation
SS
df
MS
F
P-value
F crit
Between Groups
0.013333
2
0.006667
1.333333
0.385204
0
Within Groups
0.015
3
0.005
Total
0.028333
5





Berdasarkan hasil perhitungan anova yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan data sebagai berikut :
P-value < α = 0,385204 < 1; dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap jenis membrane pada peristiwa osmosis.





J.    KESIMPULAN
·         Membran pada jaringan pepaya jinggo berpengaruh terhadap proses osmosis.
·         Proses osmosis pada buah papaya jinggo dapat dilihat dari adanya penambahan volume larutan teres yang ada didalam lubang buah pepaya jinggo. Penambahan volume larutan teres dalam lubang buah pepaya jinggo adalah 0,067 ml dalam waktu 2 jam.
·         Proses osmosis terjadi dari konsentrasi rendah (konsentrasi pelarut tinggi) ke konsentrasi tinggi (konsentrasi pelarut rendah), yakni dari larutan teres 0,1% ke larutan teres 5% melalui membrane semiparmeabel pada jaringan buah pepaya jinggo.

K.    DAFTAR PUSTAKA
Afri Arlita, Malyan., Sri Waluyo., Warji. 2013. Effect of Temperature and Concentration on The Absorption of Sugar Solution in Bengkuang (Pachyrrhizus erosus). Jurnal Teknik Pertanian Lampung– Vol. 2, No. 1: 85-94
Choirun Nisa. 2008. Hubungan Faktor-Faktor Intern Petani dengan Tingkat Adopsi Budidaya Pepaya (Carica Papaya L.) di Desa Kemiri Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. SKRIPSI
Hary Cahyati, Widya. 2013. Konsumsi Pepaya (Carica Papaya) dalam Menurunkan Debris Index. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.  8 (2) :127-136
Kompiang Wirawan, Sang., Natalia Anasta. 2013. Analisis Permeasi Air pada Dehidrasi Osmosis Pepaya (Carica papaya). Jurnal AGRITECH, Vol. 33, No. 3
R. Amarowicz. 2012. Osmotic Dehydration Process for Preservation of Fruits and Vegetables. Journal of Food Research, Vol. 1, No. 2
Salisbury, Frank., dan Cleon W Ross. 1995. FISIOLOGI TUMBUHAN Jilid 1. Bandung : Penerbit ITB

L.     LAMPIRAN
Lembar perencanaan
Lembar laporan sementara
Lembar dokumentasi
Lembar print/fotokopi jurnal/buku yang dipakai